Mohon tunggu...
aries lailiyah
aries lailiyah Mohon Tunggu... Freelancer - pengamat budaya

Tertarik sosial budaya, sastra, studi Islam, pendidikan dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan yang Mencintai

18 September 2022   00:08 Diperbarui: 18 September 2022   00:19 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PEREMPUAN YANG MENCINTAI

Tiiiiiiitttt....tiiiiiitt......tiiiiiit....

Pukul 04.00 WIB Jam digital berbunyi lebih keras dari hari-hari sebelumnya, suaranya menggema di ruangan 4x6 meter yang mayoritas memiliki unsur kayu mulai lantai hingga furniture utamanya serta penataan warna putih menjadikan tampak netral dan indah. Jam digital terus saja berbunyi hingga membuat perempuan dengan mata 5 watt berdiri sempoyongan dan tangannya mencoba meraih benda yang membuatnya terbangun kaget.

"off", lalu senyap.

Beberapa menit kemudian, suara pintu diketuk berulang kali, namun kamar itu masih gelap, belum ada tanda-tanda si empunya bangun. Hingga ketukan dari luar semakin keras, Alea nama gadis yang sedang tidur di dalam kamarnya dengan malas melangkah menuju pintu. Kreeek.....pintu bergeser.

            "Ada masalah apa?," tanyanya ketika ia berhadapan dengan perempuan seusianya yang dengan cengengesan menjitak kepalanya.

            "Woy bangun Al, katanya mau joging di Embung Tambakboyo, tadi malam kau sendiri yang minta dibangunin," katanya kemudian memberikan segelas air hangat.

            "Thanks, Eh... jam berapa sekarang?," matanya langsung menyala, lalu ia masuk ke dalam kamar terburu-buru sambil melihat handponnya, ia mengeluarkan nafas beratnya ketika tak ada WA ataupun panggilan dari orang yang ditunggu-tunggu 3 tahun terakhir ini. Beberapa menit kemudian ia berbaur keluar kamar sembari minum segelas air hangat.

            "Hmmm...untung masih jam 04.15 WIB, eh kalian belum tidur?," tanya Alea saat ia menyadari posisi ke dua temannya masih sama dengan waktu ia berpamitan tidur duluan.

            "Belum, besok harus segera kita setor ke pembimbing ni," kata Rere si anak matematika yang rajin banget di rumah.

            "Kita baru buat sarapan, kau makan dulu sebelum berangkat, pingsan nanti, mana gak pernah lari-lari outdoor gitu, jangan lupa pake Autan juga, siapa tahu banyak nyamuk di luar," sahut Nay, anak Teknologi Pendidikan yang hobi masak dan olahraga, dia juga teman paling care ke Alea yang sering kali teledor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun