Mohon tunggu...
ariq nabagakan
ariq nabagakan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka aja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Keuskupan Agung Jakarta

14 Mei 2024   09:18 Diperbarui: 14 Mei 2024   13:15 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

4. Walterus Sybradus Staal, S.J. (23 Mei 1893 s.d. 30 Juni 1897, wafat)

Walterus Sybradus Staal, S.J. adalah Vikaris Apostolik Batavia sejak ditunjuk pada 23 Mei 1893 hingga meninggal dunia pada 30 Juni 1897. Mgr. Staal ditunjuk menjadi Vikaris Apostolik Batavia dengan gelar Uskup Tituler Mauricastrum pada 23 Mei 1893 untuk meneruskan kepemimpinan Mgr. Adam Carel Claessens yang telah mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Dalam kepemimpinannya, Mgr. Staal dikenal memiliki semangat apostolik yang besar, dengan melakukan perjalanan ke berbagai daerah yang ada. Ia juga teguh dalam prinsip merintis dan memperjuangkan berdirinya Katholieke Kerk Kajoetangan (kini Gereja Hati Kudus Yesus, Kayutangan, Malang) pada 4 Juni 1897. Pada 30 Juni 1897, Mgr. Staal meninggal dunia di atas kapal De Arend ketika sedang melayani umat di kawasan Laut Banda, Maluku, setelah kepergiannya ke daerah Kepulauan Kei dalam usia 58 tahun.

5. Edmundus Sybradus Luypen, S.J. (21 Mei 1898 s.d. 1 Mei 1923, wafat)

Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, S.J.adalah Vikaris Apostolik Batavia sejak ditunjuk oleh Paus Leo XIII pada 21 Mei 1898 hingga meninggal dunia pada 1 Mei 1923. Pada 21 Mei 1898, Mgr. Luypen ditunjuk menjadi Vikaris Apostolik Batavia dengan gelar Uskup Tituler Oropus. Dalam rangka penahbisan di tanah kelahirannya, fokus utamanya adalah pencarian dana untuk Katedral Batavia dan membawa lebih banyak orang untuk misi ke tanah Hindia Belanda. Luypen bukanlah seorang organisator yang dinamis maupun pemimpin yang energik dan inspiratif, namun seorang pengikut yang selalu mendukung dan simpatik dari perkembangan yang telah diinisiasi oleh orang lain. Luypen menaruh perhatian yang besar pada pembangunan gedung-gedung gereja di Jawa. 

Pembangunan yang menarik banyak perhatian adalah pembangunannya yang pertama, yakni Katedral Batavia yang telah hancur pada 9 April 1890. Peletakan batu pertama Katedral Batavia dilakukan pada perjalanan Luypen ke Eropa oleh Pastor Paroki, Karel Wenneker. Pada 21 April 1901, Katedral ini diberkati olehnya dan pada saat itu menjadi menara tertinggi di Batavia dengan tinggi 60 meter.Selama kepemimpinannya, pada 20 Januari 1919 Suster Tarekat Carolus Borromeus membuka Rumah Sakit Sint Carolus. Mgr. Luypen meninggal dunia pada 1 Mei 1923 dalam usia 67 tahun di Rumah Sakit Sint Carolus, Weltevreden, Batavia dan dimakamkan pada 3 Mei 1923 di Tanah Abang, Weltevreden, Batavia.

6. Anton Pieter Franz van Velsen, S.J. (21 Januari 1924 s.d. Maret 1933, mengundurkan diri)

Mgr. Anton Pieter Franz van Velsen, S.J. adalah Vikaris Apostolik Batavia sejak ditunjuk pada 21 Januari 1924 hingga mengundurkan diri pada Maret 1933. Pada 21 Januari 1924, ia ditunjuk sebagai Vikaris Apostolik Batavia dengan gelar Uskup Tituler Aezani, meneruskan kepemimpinan Mgr. Edmundus Luypen yang meninggal dunia pada 1 Mei 1923. Sebagai seorang uskup terpilih, ia memberkati Gereja Santo Yoseph, Matraman pada 6 April 1924. Pada masa kepemimpinan van Velsen, Perkumpulan Strada didirikan pada 24 Mei 1924. Ia kemudian juga memberkati altar Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul, Yogyakarta pada 20 Agustus 1924. Pembangunan gereja ini telah selesai sejak 16 April 1924. Pada 26 September 1926, ia juga memberkati Gereja Santo Antonius, Kotabaru pada 26 September 1926. Pada 27 April 1927, Kongregasi Suster-Suster Gembala Baik mulai membuka rumah pertama di Molenvliet (kini Jalan Hayam Wuruk). Hal ini sebagai tanggapan atas undangan Mgr. van Velsen. Mgr. van Velsen juga memberkati pembukaan Rumah Sakit Santa Elisabeth di Semarang pada 18 Oktober 1927 yang bertepatan dengan peringatan Santo Lukas, pelindung para dokter. Ia didampingi oleh Pater P. Hoeberechts, S.J. dan juga Residen Semarang Van Gulk. Sebelumnya, ia telah meletakkan batu pendirian pertama pada 9 Maret 1926. 

Pada 19 Desember 1927, ia memberkati Seminari Kecil Santo Petrus Kanisius Yogyakarta, yang terletak di sebelah barat Kolese Santo Ignatius (Kolsani), Yogyakarta. Seminari ini lulusan Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan Europeesche Lagere School (ELS), sebelum akhirnya dipindahkan ke Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, tahun 1941. Saat ini gedung tersebut menjadi kampus pendidikan guru agama Katolik Universitas Sanata Dharma (IPPAK). Pada 26 Desember 1947, ia meletakkan batu pertama pendirian Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Candi ini kemudian diberkati pada 11 Februari 1930, bertepatan dengan penampakan Bunda Maria di Lourdes, Prancis oleh Mgr. van Velsen. Pada 25 Agustus 1929, gedung Rumah Sakit Panti Rapih diberkati oleh Mgr. van Velsen. 

Setelah menjabat selama 9 tahun, ia mengundurkan diri sebagai Vikaris Apostolik pada Maret 1933 karena kesehatannya yang sangat menurun sehingga dianggap terlalu berat, sementara penglihatannya sudah sangat buruk. Setelah mundur, Pastor A Th. Van Hoof memimpin untuk sementara waktu dengan jabatan sebagai Pro-Vikaris. Mgr. Petrus Johannes Willekens, S.J. kemudian memimpin sejak ditunjuk pada 23 Juli 1934. Ia meninggal dunia pada 6 Mei 1936 dalam usia 71 tahun. Ia dimakamkan di Pemakaman Belanda Peneleh, Surabaya.

7. Petrus Johannes Willekens, S.J. (23 Juli 1934 s.d. 7 Februari 1950, berubah nama)

Mgr. Petrus Johannes (Peerke) Willekens, S.J. adalah Vikaris Apostolik Emeritus Djakarta (sebelumnya Vikaris Apostolik Batavia) sejak 23 Juli 1934 hingga 23 Mei 1952. Pada 23 Juli 1934, Willekens diangkat menjadi Vikaris Apostolik Batavia sekaligus Uskup Tituler Zorava. Ia melanjutkan karya Mgr. Anton van Velsen, S.J.. Ia memilih moto tahbisan "Scio Cui Credidi" (2 Timotius 1:12), yang berarti "... karena aku tahu kepada siapa aku percaya...", dengan pemikiran bahwa Yesus adalah sumber segala kepercayaan dan, siapa yang percaya kepada-Nya dapat mengharapkan bahwa segala karya yang dilakukan bersama-Nya akan membawa buah-buah abadi. Ia banyak berkiprah dalam bibit-bibit panggilan rohani, dengan pendirian Seminari Tinggi Santo Paulus dan Tarekat Abdi Dalem Sang Kristus, pengesahan lembaga hidup bakti Kongregasi Bruder Apostolik (Bruder Rasul), serta membuka asrama seminari. Ia turut mengusahakan pembangunan tempat ibadah bagi jemaat dan juga dalam bidang pers. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun