ANALISIS TEKS TERJEMAHAN ARAB-INDONESIA
Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran.
Menerjemahkan itu memiliki keterkaitan dengan banyak faktor; faktor mengungkapkan, faktor keberterimaan bahasa, faktor logika bahasa, faktor budaya, faktor linguistik, dan sebagainya.
Dalam artikel ini, saya akan menganalisis beberapa teks terjemahan Arab-Indonesia yang penulis dapatkan dari artikel Republika Online.
Teks tersebut adalah ayat Al-Qur'an, surat An-Nisa ayat 142; hadis Nabi Muhammad , yakni hadis riwayat Sa'ad radhiyallahu anhu; dan perkataan ulama pada buku ushul fiqh.
Penulis akan memberikan teks bahasa Arab dan terjemahan bahasa Indonesia nya sebelum melakukan analisis. Penulis akan mengawali dengan menganalisis hadis Nabi Muhammad , kemudian ayat Al Qur'an dan yang terakhir perkataan ulama.
Hadits
عن سعد رضي الله عنه قَالَ: " كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ ، فَقَالَ : « أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِشَيْءٍ إِذَا نَزَلَ بِرَجُلٍ مِنْكُمْ كَرِبٌ ، أَوْ بَلَاءٌ مِنْ بَلَايَا الدُّنْيَا دَعَا بِهِ يُفَرَّجُ عَنْهُ» فَقِيلَ لَهُ : بَلَى ، فَقَالَ: « دُعَاءُ ذِي النُّونِ: لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Diriwayatkan dari Sa'ad Radhiyallahu Anhu, dia berkata. "Kami duduk bersama Nabi Muhammad , maka beliau bersabda, "Maukah kalian aku kabarkan sesuatu yang jika di antara kalian tertimpa kesulitan atau musibah dari dunia, dia berdoa dengan doa ini, maka Allah mengeluarkannya dari kesulitannya.
Sahabat menjawab, "Tentu." Maka Rasulullah berkata, "(Yaitu) doanya Dzun Nun (Nabi Yunus): "Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Maha Suci Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."
Sumber: https://m.republika.co.id/berita/r22k7k320/6-wasiat-agung-rasulullah-saw-untuk-umat-islam
Analisis:
Terjemahan di atas sudah cukup baik, namun ada beberapa hal yang saya kritisi, yakni dalam penerjemahan kalimat بِرَجُلٍ منكم
Dalam artikel kalimat ini diartikan "di antara kalian". Menurut saya terjemah ini kurang lengkap karena tidak mengartikan kata .
Mungkin pada terjemahan dapat ditambahkan kata "seseorang" atau "salah seorang" sehingga kalimatnya menjadi "salah seorang di antara kalian". Penerjemahan kalimat dalam artikel ini menggunakan Teknik Reduksi, yakni teknik penerjemahan yang dilakukan dengan cara mengurangi atau membuang unsur gramatikal Bahasa Sumber di dalam Bahasa Penerima.
بلاء من بلايا الدنيا
Pada artikel diartikan "musibah dari dunia". Menurut saya belum cukup tepat, meskipun ringkas dan dapat dimengerti. alangkah lebih baik apabila menghilangkan kata "dunia", sehingga menjadi "musibah dunia". Adapun bila ingin diterjemahkan secara literal menjadi, "suatu musibah dari musibah-musibah yang ada di dunia."
Penulis artikel menerjemah kalimat menggunakan Prosedur Transposisi. Prosedur ini berkaitan dengan pengubahan dan penyesuaian struktur bahasa sumber dengan struktur bahasa sasaran.
Ayat al-Quran
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَا دِعُهُمْ ۚ وَاِ ذَا قَا مُوْۤا اِلَى الصَّلٰوةِ قَا مُوْا كُسَا لٰى ۙ يُرَآءُوْنَ النَّا سَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًا
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Ketika mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Hendak menunjukan riya di hadapan manusia. Tidaklah mereka menyebut Allah kecuali hanya sedikit."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 142)
Sumber:
Departemen agama RI, Al-Qur'an terjemahan (Semarang:CV. Toha Putra. 1989),142. dalam jurnal Eko Zulfikar. Interpretasi Makna Riya Dalam Alquran: Studi Kritis Perilaku Riya Dalam Kehidupan Sehari-Hari, Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir 3, 2 (Desember 2018): 143-157.
Analisis:
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ
Diterjemahkan "Orang-orang munafik itu menipu Allah". Menurut saya terjemahan kurang lengkap, kemungkinan karena penulis jurnal menggunakan Al-Qur'an terjemahan tahun 1989 sebagai sumber rujukannya. Sedangkan pada https://quran.kemenag.go.id/ terjemah ayat ini adalah, "Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah". Tidak terdapat terjemah kata dalam al-quran yang diterbitkan tahun 1989.
وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ
Diterjemahkan "dan Allah akan membalas tipuan mereka". Pada quran yang terbit pada tahun 1989 ini, penerjemah menggunakan prosedur Literasi, yakni penerjemah mengalihkan nas sumber ke nas penerima secara literal, yakni huruf demi huruf, kata demi kata, frasa demi frasa, dan kalimat demi kalimat secara persis dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Adapun pada https://quran.kemenag.go.id/ terjemah kalimat ini adalah "tetapi Allah-lah yang menipu mereka".
يُرَآءُوْنَ النَّا سَ
Dalam jurnal diterjemahkan, "Hendak menunjukan riya di hadapan manusia". Menurut saya terjemahan sudah tepat, akan tetapi bisa lebih diperluas lagi. Pada website https://quran.kemenag.go.id/ kalimat ini diterjemahkan "mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia." Pada terjemah https://quran.kemenag.go.id/ dapat kita temukan penggunaan Teknik Ekspansi atau perluasan fungsi dan kategori yang disebabkan oleh deskripsi Makna Bahasa Sumber di dalam Bahasa Penerima. Dalam hal ini adalah penambahan deskripsi kata "riya".
Qoul ulama
خطاب الشارع المتعلق بأفعال المكلفين بالإقتضاء أو التخيير أو الوضع
Artinya: "Khitab Allah yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan mukallaf berupa tuntutan atau suruhan untuk memilih, atau berupa ketetapan."
Sumber: Shidiq, Sapiudin. 2011. Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana.
analisis:
Terjemah kalimat ini sudah cukup baik, meskipun cenderung kaku. Penerjemah menggunakan Prosedur Literal yakni huruf demi huruf, kata demi kata, frasa demi frasa, dan kalimat demi kalimat secara persis dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tanpa mempedulikan apakah urutan itu berterima atau tidak dalam bahasa sasaran.
Penerjemahan harfiah dilakukan dengan mengubah struktur kalimat namun kata dan gaya bahasa bahasa sumber masih dipertahankan. Penggunaan Prosedur Literal ditandai dengan tidak diterjemahkannya kata Khitab dan Mukallaf ke dalam bahasa Indonesia. Adapun penerjemah dapat menggunakan teknik ekspansi agar terjemah lebih jelas, misalnya, Mukallaf (orang yang dibebani syari'at) dan Khitab (seruan atau firman).
KESIMPULAN
Teks terjemahan yang telah saya analisis sudah cukup baik, namun masih memiliki banyak kesalahan baik aspek gramatikal maupun aspek budaya. Penerjemah teks di atas masih banyak melakukan kesalahan dalam, keefektifan kalimat, keberterimaan bahasa, gramatikal, serta kata serapan yang ditulis dengan transliterasi.
DAFTAR PUSTAKA
Newmark, Patter. 1981. "A Textbook of Translation ''. Oxford: Pegamon Press Shidiq, Sapiudin. 2011. Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana.
Eko Zulfikar. Interpretasi Makna Riya Dalam Alquran: Studi Kritis Perilaku Riya Dalam Kehidupan Sehari-Hari, Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir 3, 2 (Desember 2018): 143-157.
Virginia. 2011. "Ali Audah dan Metode Penerjemahannya (Analisis Terjemahan Buku Abu Bakr as-Siddiq Karya M. Husain Haekal pada Bab Abu Bakr pada Masa Nabi"). Skripsi.UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Audah, A. (1996). "Masalah Penerjemahan Arab-Indonesia". Berita Buku (8), 56, 27-29
Burdah, Ibnu, 2004, Menjadi Penerjemah Metode Dan Wawasan Menerjemah Arab, Yogyakarta : Tiara Wacana.
Yunus, B. (1989). Suatu Kajian tentang Teori-teori Penerjemahan serta Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa. Disertasi FPS IKIP, IKIP Jakarta: tidak diterbitkan.
Muin, Abdul, 2004, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (telaah terhadap Fonetik dan Morfologi), Jakarta: Pustaka al-Husna Baru.
MOH SYAKUR. 2017. PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TARJAMAH ARAB-INDONESIA PADA PROGRAM STUDI PBA FITK UIN WALISONGO SEMARANG.
Munip, Abdul, 2008, Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia, Yogyakarta: SUKSES Offset.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H