Mohon tunggu...
Ario Sadewo
Ario Sadewo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

keep it simple. mampir ya ke kepikiranbarusan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

#4

6 Oktober 2012   01:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku terhenti, sepertinya kata 'juta' lebih enak terdengar dibanding dengan 'lipet'. Aku berbalik

"Serius" kata kataku terucap masih dengan nada curiga.

"Ya, sekarang lo balik lagi, kasih surat ini lagi", Surat kali ini sudah dia siapkan sebelumnya, sepertinya memang sudah dia ketahui jika surat yang pertama ini tidak berhasil. hmm.. tindakan yang terencana. Rupanya laki laki ini maniak juga.

Persetan dengan itu. "bayarannya sekarang, lo jangan ngomong doank!". Kemudian dia membuka dompetnya dan memberikan 400 ribu dimuka, "nih, sisanya nanti".

Kali ini suratnya lebih tebal, dan ada isinya, seperti secarik foto yang diambil dengan fotobox. Ada beberapa lembar. "Ok gw kasih ke dia, bagaimana dia tahu kalo gw mau kasih ke surat ke dia?".

"Lo tungguin aja ampe keluar". Mukanya mulai berubah, "Dan pastiin itu lo kasih ke dia". Kepalanya menunduk dan berjalan kembali ke seberang, tempat dimana dia bisa mengamati lagi.

...

Menunggu kedua kalinya ini lebih lama dari sebelumnya, sampai satpam itu mendekat ke tempatku, sembari mengobrol, "Mas nunggu siapa",

"Cewek yang tadi pak"

"Ya masih lama itu dek, tunggu aja di pos, duduk aja"

"Iya pak, ". Cape juga menunggu sambil berdiri, lalu kuputuskan juga ikut duduk, di kantor satpam tak jauh dari tempatku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun