Mohon tunggu...
Ari Aprilis
Ari Aprilis Mohon Tunggu... Nelayan - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN Perencana yang bertugas di perbatasan negara Pulau Natuna.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi KEPRI

31 Juli 2023   11:57 Diperbarui: 31 Juli 2023   13:04 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : (SHUTTERSTOCK/AKHMAD DODY FIRMANSYAH) / regional.kompas.co

Pemerintah Indoensia saat sini sedang serius menggarap proyek sumber pertumbuhan ekonomi baru yakni yang kita kenal sebagai blue economy. Konsep blue economy merupakan pemanfaatan sumber daya laut berkelanjutan bagi laju pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, ekonomi biru tidak semata-mata melihat potensi kelautan sebagai komoditas ekonomi, tetapi juga sangat menekankan kepada vitalnya menjaga kelestarian lingkungan hidup di dalam ekosistem bahari.

Cahyasari (2015) menyebutkan, sebelum Indonesia berencana melaksanakan kebijakan ekonomi dengan model ekonomi biru (blue economy), sebetulnya model ini sudah diterapkan dibeberapa negara di kawasan Asia Pasifik seperti, Amerika Serikat, Australia, Cina, Jepang, Korea Selatan, Kanada dan Mexico. Pengenalan model blue economy di Indonesia dimulai sejak presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20 di Riocentro, Rio de Janeiro, Brasil.

Sebanrnya Indonesia telah mulai mengenalkan konsep blue economy sejak 2005, sesuai kebijakan pembangunan yang termaktub dalam RPJP 2005-2025, yaitu mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional melalui pembangunan ekonomi kelautan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Namun sumber baru pertumbuhan ekonomi ini baru dirancang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas sejak 2021.

Pengembangan ekonomi biru ini juga telah masuk ke dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Akan ada dua wilayah utama yang menjadi koridor pembangunan ekonomi biru salah satunya adalah Kepulauan Riau. Provinsi Kepulauan Riau terpilih sebagai hub blue economy untuk kawasan Indonesa bagian barat karena Kepri memiliki potensi ekonomi biru yang sangat besar. Kementerian PPN/Bappenas sudah merancang Blue Economy Index, dan Kepri sebagai provinsi tertinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia.

Tentu ini merupakan kabar baik bagi Propvinsi Kepulauan Riau. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tatangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam dan Kamboja. Kepri memiliki wilayah sekitar 96% merupakan lautan, dan hanya sekitar 4% daratan.

Sebagai wilayah kepualan, Kepri memiliki banyak potensi di sektor ekonomi maritim yang tersebar di enam Kabupaten/Kota. Diantaranya sektor perikanan tangkap, sektor perikanan buididaya, sektor pengolahan dan industri perikanan, sektor industri bioteknologi kelautan, sektor ESDM, sektor pariwisata, sektor perhubungan laut, sektor industri dan jasa maritime, dan sektor industri perkapalan. Tentu kondis ini sangat mendukung konsep blue economy.

Namun potensi sektor maritime yang dimiliki Kepri ternyata belum mampu menjadi pengegrak utama perekonomian daerah Kepri. Berdasarkan data BPS Kepri tahun 2020, hanya sekitar 1,8 persen perekonomian Kepri berasal dari sektor Kelautan dan perikanan. Mayoritas penduduk di Kepri bekerja di sektor manufaktur, sekitar 26 persen. Sementara di sektor perikanan masih di bawah delapan persen. Dan Angka tenaga kerja di sektor Perikanan dan Kelautan setiap tahun terus mengalami penurunan.

Data dari Bank Indoensia dalam Laporan Perekonomian Provinsi Kepri, hingga Februari 2023 jumlah angka tenaga kerja di sektor Perikanan dan Kelautan (termasuk didalamnya pertanian) terus mengalami penurunan setiap tahun. Tahun 2020 (12,13%), tahun 2021 turun dratsis menjadi 7,98%, dan di tahun 2022 7,17%, serta data per Februari 2023 hanya 5,59%.

Dengan konsep blue economy serta potensi sektor maritime yang dimiliki, peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian akan diarahkan ke sektor maritim. Pertumbuhan ekonomi daerah tidak lagi semata mata bergantung kepada sektor migas dan sektor industri manufaktur melainkan melalui sektor sektor baru yang akan dikembangkan dengan potensi hasil laut yang kita miliki.

Untuk memperoleh potensi itu, Pemerintah Provinsi Kepri bersama dengan Kabupaten/Kota yang ada diwilayah Kepri agar memperkuat konsep blue economy didalam kebijakan pembangunan daerah. Melalui strategi mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor kelautan atau marine based economy, yaitu mendorong sektor usaha kelautan di antaranya wisata bahari, Industri Perikanan, Industri Perkapalan, bioeconomy and biotechnology, logistik, renewable energy, pendidikan dan riset, hingga pengelolaan limbah laut.

Melalui konsep blue economy harapan kedepannya kepri mengalami transformasi ekonomi dan menajdikan blue economy sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi. Sehingga Kepri perlu menyiapkan para putra dan putri daerah untuk meningkatkan kompetensi guna menghadapi peluang konsep blue economy ini. Apalagi sebagian besar masyarakat kepri mengandalkan sumber daya laut dan pantai sebagai sumber penghidupan mereka.

Dengan diterapkan kebijakan  blue economy, lapangan pekerjaan akan terbuka dan mampu meneyrap banyak tenaga kerja.  Kepala Bappenas Suharso menyebutkankan bahawa kedepan pertumbuhan ekonomi Kepri akan melaju lebih pesat dan dengan skenario transformasi ekonomi ini bisa mencapai pendapatan per kapita USD 41.946 per kapita di 2045, setara perekonomian Italia saat ini.

Guna meujudkan transformasi ekonomi Kepri menjadi bagian transformasi ekonomi Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas mengusung enam strategi. Pertama, Kepri Talenta, menyediakan talenta wisata hingga talenta industri dan ekonomi kreatif. Kedua, Kepri Biru, mengoptimalkan laut sebagai sumber ekonomi baru untuk masa depan. Ketiga, Kepri Kreatif dan Produktif, mengembangkan industri kreatif berskala internasional diiringi dengan industri manufaktur berteknologi tinggi. Keempat, Kepri Digital, mengembangkan hub digital nasional dan internasional serta mendorong transformasi digital sebagai bagian tak terpisahkan dari pengembangan ekonomi Kepri. Kelima, Kepri Merata dan Terintegrasi. Keenam, Kepri Kondusif.

Menurut Bank Indonesia, sejalan dengan prakiraan ekonomi global yang lebih optimis, perekonomian domestik tetap kuat dan berpotensi lebih tinggi. Selanjutnya, Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) secara keseluruhan tahun 2023 diperkirakan tumbuh tinggi seiring iklim investasi yang semakin baik sejalan dengan pembangunan infrastruktur diberbagai sektor yang massif. Hal ini juga didorong oleh sektor pariwisata yang akan jauh lebih tumbuh sejalan dengan mulai membaiknya kunjungan wiisatawan.

Kebijakan dan konsep blue economy yang ditetapkan juga akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi Kepri tumbuh kuat. Hal ini tentu harus disertai dengan mendorong hilirisasi komoditas komoditas sumber daya alam terutama di bidang maritim. Kemudian memperkuat linking dan matching kebutuhan pekerja di dunia usaha dengan sumber daya manusia yang ada. Khususnya SDM di bidang maritim.

Dalam rangka mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Kepri, sinergitas Pemerintah Daerah dan stakeholders harus terus diperkuat. Kini tidak lagi hanya mengejar pertumbuhan ekonomi secara kuantitatif, melainkan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Yaitu pertumbuhan ekonomi yang langsung dirasakan oleh rumah tangga rumah tangga, serta penyebaran pertumbuhan ekonomi yang merata hingga ke perdesaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun