// Mendawamkanmu, Menyejukkan Hati //
puisi tentang "Memandang Al-Qur'an dengan Cinta"
Riuhnya dunia yang kecil ini,
sibuk, bising, dan desau orang-orang,
demikian pekat. Ruang dan suasana,
tak terlihat olehku, langgam kedamaian
pun alunan ayat-ayat, penentram
Tengah malam hingga, ketiak shubuh
mengigil. Tapi lagi-lagi,
diantara geriap bilik-bilik,
hanya beku, denyar, nan mengacak
momen munajat.
Sampai mata senja pun, berarak
melarungkan khutbah. Tetap terbanting,
terinjak, beradu welas Tuhan.
Jauh menyelinap, ku susuri masih
tak ada, deru larik-larik Kalam-Mu.
Mulutku, batinku becek,
pikiran resah, mematung redup.
Gundah, luruh serasa pilu,
cekam, sesak menyeka bibir darah.
Tak nampak itu, kedamaian.
Mana keberlimpahan-Mu?
buah rahmah, cinta, lalu terdengar
kasak-kusuk, membantingku.
Di udara hampa, menyayat
"Iqra', Iqra', Iqra'!" (Bacalah!).
Kini termangu, mendengkup,
serasa, kelopak sayap malaikat
tengah berkelindan, membersamai.
Lisan dan jiwa lunglai, diperaduan
Menyiratkan tulus ayat-ayat-Mu.
Mengendus, melepas egoku,
melupakan hiruk-pikuk, perih.
Meresapi baris-baris, tabiat cinta
yang tak lagi meretakkan, altar hatiku.
Sungguh! Buncah, luruh, menyejukkan.
(***)
Selesai ditulis,
Ponorogo, 04 Februari 2022
Arinda Rosalina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H