Mohon tunggu...
Arin Darhani
Arin Darhani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saat ini berprofesi sebagai guru di SDN di Kramat Jati 16 Pagi Jakarta, sudah mengajar sejak tahun 2001.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seni dalam Pengambilan Keputusan Beretika

15 Februari 2024   22:46 Diperbarui: 15 Februari 2024   22:59 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manakah diantara ketiga prinsip itu yang harus ia gunakan manakala ia  mengalami dilema etika? Tentu saja, tidak sama prisnsip yang digunakan tiap kali mengalami dilema etika dalam pengambilan keputusan. Yang harus digaris bawahi adalah hal ini tidak berlaku bila hal tersebut adalah bujukan moral, karena yang kita hadapi bukan prinsip benar dan benar, namun prinsip benar dan salah. Maka jelas, bujukan moral itu harus ditinggalkan, karena bujukan moral adalah benar vs salah. Dan hal yang tidak kalah penting adalah bahwa pengambilan keputusan tersebut haruslah berpihak kepada murid.

Tentu saja tantangan-tantangan akan banyak dihadapi seorang pemimpin dalam pengambilan keputusannya. Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Mengenali nilai-nilai yang bertentangan
  • Menentukan siapa saja yang terlibat dalam masalah
  • Kumpulkan fakta-fakta yang relevan
  • Pengujian benar atau salah, seperti uji legal, uji institusi, uji regulasi, uji publikasi, uji panutan
  • Pengujian paradigma benar-benar (4 paradigma)
  • Melakukan prinsip resolusi (3 prinsip)
  • Investigasi opsi trilema (opsi diluar dilema)
  • Buat Keputusan
  • Refleksikan Keputusan

Dengan semakin seringnya kita menghadapi dan mengambil keputusan dari dilema etika, maka akan semakin matang dalam mengambil keputusan. Seorang pemimpin pasti juga menyadari bahwa keputusan yang diambilnya adalah yang paling tepat dalam memerdekakan murid serta harus bisa dipertanggungjawabkan.

Guru sebagai makhluk sosial dan yang memiliki moral dan etika yang baik, berperan besar  dalam menuntun segala kodrat murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar,  baik untuk dirinya sendiri, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Penanaman  nilai-nilai kebaikan yang universal seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab,  penghargaan akan hidup, dan kesetaraan.

Penerapan dan pemahaman yang baik akan etika bagi seorang pemimpin pembelajaran akan menuntun seseorang dalam menentukan pilihan terbaik dari pengambilan Keputusan, hasilnya akan sangat berpengaruh dalam menanamkan etika yang benar pada diri murid sehingga Pendidikan kita mampu menciptakan manusia-manusia beretika. Karena Pendidikan adalah seni mewujudkan manusia beretika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun