Mohon tunggu...
Arin Darhani
Arin Darhani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saat ini berprofesi sebagai guru di SDN di Kramat Jati 16 Pagi Jakarta, sudah mengajar sejak tahun 2001.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seni dalam Pengambilan Keputusan Beretika

15 Februari 2024   22:46 Diperbarui: 15 Februari 2024   22:59 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Education is the art of making man ethical. ~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

"Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri Handayani". Filosofi ki Hajar Dewantara ini rasanya sangat akrab bagi dunia Pendidikan Indonesia. Dan kalimat terakhir tut wuri handayani adalah semboyan Pendidikan kita hingga hari ini. Di depan menjadi teladan, di tengah-tengah memotivasi, dan di belakang memberi dukungan. Rasanya itu sangat menggambarkan peran seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran. Seorang pendidik dimanapun ia berada, akan mampu mendidik murid-muridnya dengan beragam cara. Itulah seninya mendidik.

Pendidikan adalah seni dalam mewujudkan manusia berperilaku etis, kurang lebih itu kalimat GW Friedrich Hegel yang saya kutip di atas. Etis adalah tata susila atau konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan yang dimiliki seseorang. Ia juga adalah prinsip nilai dan norma yang ia Yakini dan disepakati secara umum. Dalam hingar binger kampanye kemarin etis sempat ramai dibicarakan.

Seorang yang nilai etisnya tertanam kuat dan menjadi prinsip dalam kehidupannya tentulah akan menjadikan hal tersebut sebagai dasar dalam pengambilan keputusannya. Jika ia melanggar apa yang ia Yakini, sesungguhnya ia sudah melanggar hati nuraninya sendiri. Manakala ia memutuskan sesuatu berdasarkan hal prinsip dalam dirinya, ia akan tenang dan tidak akan goyah. Dan Keputusan itu pastinya akan mampu ia pertanggungjawabkan di hadapan manusia, dan terlebih di hadapan Penciptanya, Tuhan Yang Maha Esa.

Akan tetapi dalam kenyataannya, Ketika seorang pemimpin mengambil keputusan kadangkala ia menghadapi dilema etika. Dihadapkan pada dua hal yang sama-sama benar. Maka apa yang harus ia pilih? Dilema itu adalah:

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term)

Berhadapan dengan dilema di atas, maka ia bisa memilih prinsip apa yang akan diterapkan dalam pengambilan keputusan itu.  Ia bisa menggunakan sekurangnya salah satu dari prinsip ini:

Pertama,  Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), kedua,  Berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), atau ketiga, Berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun