Mohon tunggu...
Arinda Oktariski Setyaningsih
Arinda Oktariski Setyaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

🗂️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Implementasi Pragmatik dalam Kehidupan Sehari-hari

14 Maret 2023   08:00 Diperbarui: 14 Maret 2023   08:13 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis:

Arinda Oktariski Setyaningsih

Mahasiswa PBSI UNS

E-mail: arindaoktariskii@student.uns.ac.id

Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Pegiat LIterasi Arfuzh Ratulisa

E-mail: rohmadi_dbe@yahoo.com / Youtube: M Rohmadi Ratulisa

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai manusia tentunya memiliki berbagai macam keinginan dan kebutuhannya masing-masing. Terlebih lagi, manusia termasuk makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa peran dan bantuan orang lain. Dari hal tersebut, manusia secara tidak langsung akan berinteraksi untuk mencapai tujuan dengan saling membutuhkan dan memengaruhi satu sama lain. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sebuah bahasa untuk mempermudah manusia agar dapat berkomunikasi dan berinteraksi.

Komunikasi tidak lepas dari segala aspek ilmu kebahasaan, khususnya ilmu linguistik. Linguistik terbagi menjadi dua, yaitu:

1.) Linguistik Struktural

Berarti mengkaji linguistik secara diadik (bentuk dan fungsi). Contoh ilmu linguistik yang dikaji secara struktural seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan analisis wacana struktural.

2.) Linguistik Fungsional

Berarti mengkaji linguistik secara triadik (bentuk, fungsi, dan konteks). Contoh ilmu linguistik yang dikaji secara struktural seperti pragmatik, sosiolinguistik, sosiopragmatik, pragmatikpedagogik, psikopragmatik, psikolinguistik, neurolinguistik, analisis wacana kritis, dan ilmu lain bidang linguistik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Salah satu cabang ilmu linguistik yang tidak lepas dari kehidupan ketika berbicara kaitannya dengan pemahaman antara penutur dan lawan tutur yaitu pragmatik. Pragmatik menjadi salah satu bagian dari strategi komunikasi yang harus dikuasai karena ketika berbicara dengan penutur, kita harus melihat aspek-aspek yang melingkupi situasi tuturan tersebut. Misalnya ketika berbicara dengan yang lebih tua, kita harus menggunakan pilihan kata dan bahasa yang lebih sopan sekaligus menghormati.

Kayra     : “Ibu akan pergi kemana?” (dengan bahasa yang sopan dan halus)

Ibu         : “Ini mau ke pasar dulu beli sayur”

Dalam percakapan tersebut, nada berkomunikasi yang disampaikan oleh Kayra sebagai penutur kepada Ibunya sebagai lawan tutur menunjukkan kesantunan dalam menyampaikan informasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketika kita menyampaikan sebuah tuturan kepada lawan tutur sangat berpengaruh kepada siapa yang menjadi lawan tutur.

Tindak tutur dalam suatu percakapan akan dipahami dengan nyata ketika kita sebagai penutur dapat memahami lawan tutur berdasarkan konteks yang terjadi saat itu. Misalnya ketika kita berbicara dengan pedagang, maka tuturan yang terkadung ialah secara persuasif agar lawan tutur (konsumen) dapat tertarik untuk membeli barang dagangan dari pedagang (penutur) tersebut.

Yeri        : “Harga ayam bakar ini berapa, Pak?”

Pak Dhi : “Semua harganya sama, Rp 7.000 saja. Kalau ceker dan ati ampela Rp 5.000 dapat dua”

Yeri        : “Bagaiamana kalau Rp 10.000 saya minta sayapnya satu, ceker satu , dan ampela satu. Boleh apa tidak, Pak?”

Pak Dhi : “Wah, seharusnya total Rp 12.000, Mba”

Yeri        : “Berarti tidak boleh ya, Pak? Dompet saya ketinggalan, kebetulan hanya membawa uan Rp 10.000 saja”

Pak Dhi : “Kalau begitu ya sudah, tidak apa-apa Rp 10.000 saja. Lain kali kalau mau pergi di teliti lagi ya barang bawaannya”

Yeri        : “Bapak baik sekali, semoga dagangannya laris manis dan berkah selalu. Terima kasih ya, Pak”

Pak Dhi : “Aamiin, iya Mba, sama-sama.”

Dalam percakapan tersebut, tindak tutur yang disampaikan Yeri sebagai penutur kepada Pak Dhi sebagai lawan tutur tentu mengandung maksud sekaligus tujuan tertentu. Secara struktural (bentuk dan fungsi), kalimat tersebut memiliki maksud dari Yeri untuk bertanya tentang harga ayam bakar terlebih dahulu karena dia hanya membawa uang Rp 10.000. Kemudian konteks tuturannya Yeri akan membeli dagangan Pak Dhi, tetapi dengan menawar agar dapat dibayar sesuai dengan uang yang dibawa Yeri saat itu. Dilihat dari konteks tuturan jawaban Pak Dhi, “Kalau begitu ya sudah, tidak apa-apa Rp 10.000 saja. Lain kali kalau mau pergi di teliti lagi ya barang bawaannya” bahwa kalimat tersebut mengandung maksud lain, yaitu jika Yeri membawa uang lebih dari Rp 10.000, maka Pak Dhi akan tetap meminta Yeri untuk membayar sesuai dengan harga ayam bakar yang dibeli oleh Yeri.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu pragmatik sangat berkaitan erat dengan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan pragmatik mempelajari dan mengkaji maksud yang terkandung dalam suatu ujaran tertentu. Selain itu, dengan memperhatikan konteks tuturan yang digunakan ketika berkomunikasi, maka penutur dan lawan tutur akan saling memahami agar tujuan dari tuturan tersebut dapat tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun