Mohon tunggu...
Arinda Oktariski Setyaningsih
Arinda Oktariski Setyaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

🗂️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Implementasi Pragmatik dalam Kehidupan Sehari-hari

14 Maret 2023   08:00 Diperbarui: 14 Maret 2023   08:13 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2.) Linguistik Fungsional

Berarti mengkaji linguistik secara triadik (bentuk, fungsi, dan konteks). Contoh ilmu linguistik yang dikaji secara struktural seperti pragmatik, sosiolinguistik, sosiopragmatik, pragmatikpedagogik, psikopragmatik, psikolinguistik, neurolinguistik, analisis wacana kritis, dan ilmu lain bidang linguistik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Salah satu cabang ilmu linguistik yang tidak lepas dari kehidupan ketika berbicara kaitannya dengan pemahaman antara penutur dan lawan tutur yaitu pragmatik. Pragmatik menjadi salah satu bagian dari strategi komunikasi yang harus dikuasai karena ketika berbicara dengan penutur, kita harus melihat aspek-aspek yang melingkupi situasi tuturan tersebut. Misalnya ketika berbicara dengan yang lebih tua, kita harus menggunakan pilihan kata dan bahasa yang lebih sopan sekaligus menghormati.

Kayra     : “Ibu akan pergi kemana?” (dengan bahasa yang sopan dan halus)

Ibu         : “Ini mau ke pasar dulu beli sayur”

Dalam percakapan tersebut, nada berkomunikasi yang disampaikan oleh Kayra sebagai penutur kepada Ibunya sebagai lawan tutur menunjukkan kesantunan dalam menyampaikan informasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketika kita menyampaikan sebuah tuturan kepada lawan tutur sangat berpengaruh kepada siapa yang menjadi lawan tutur.

Tindak tutur dalam suatu percakapan akan dipahami dengan nyata ketika kita sebagai penutur dapat memahami lawan tutur berdasarkan konteks yang terjadi saat itu. Misalnya ketika kita berbicara dengan pedagang, maka tuturan yang terkadung ialah secara persuasif agar lawan tutur (konsumen) dapat tertarik untuk membeli barang dagangan dari pedagang (penutur) tersebut.

Yeri        : “Harga ayam bakar ini berapa, Pak?”

Pak Dhi : “Semua harganya sama, Rp 7.000 saja. Kalau ceker dan ati ampela Rp 5.000 dapat dua”

Yeri        : “Bagaiamana kalau Rp 10.000 saya minta sayapnya satu, ceker satu , dan ampela satu. Boleh apa tidak, Pak?”

Pak Dhi : “Wah, seharusnya total Rp 12.000, Mba”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun