Yeri : “Berarti tidak boleh ya, Pak? Dompet saya ketinggalan, kebetulan hanya membawa uan Rp 10.000 saja”
Pak Dhi : “Kalau begitu ya sudah, tidak apa-apa Rp 10.000 saja. Lain kali kalau mau pergi di teliti lagi ya barang bawaannya”
Yeri : “Bapak baik sekali, semoga dagangannya laris manis dan berkah selalu. Terima kasih ya, Pak”
Pak Dhi : “Aamiin, iya Mba, sama-sama.”
Dalam percakapan tersebut, tindak tutur yang disampaikan Yeri sebagai penutur kepada Pak Dhi sebagai lawan tutur tentu mengandung maksud sekaligus tujuan tertentu. Secara struktural (bentuk dan fungsi), kalimat tersebut memiliki maksud dari Yeri untuk bertanya tentang harga ayam bakar terlebih dahulu karena dia hanya membawa uang Rp 10.000. Kemudian konteks tuturannya Yeri akan membeli dagangan Pak Dhi, tetapi dengan menawar agar dapat dibayar sesuai dengan uang yang dibawa Yeri saat itu. Dilihat dari konteks tuturan jawaban Pak Dhi, “Kalau begitu ya sudah, tidak apa-apa Rp 10.000 saja. Lain kali kalau mau pergi di teliti lagi ya barang bawaannya” bahwa kalimat tersebut mengandung maksud lain, yaitu jika Yeri membawa uang lebih dari Rp 10.000, maka Pak Dhi akan tetap meminta Yeri untuk membayar sesuai dengan harga ayam bakar yang dibeli oleh Yeri.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu pragmatik sangat berkaitan erat dengan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan pragmatik mempelajari dan mengkaji maksud yang terkandung dalam suatu ujaran tertentu. Selain itu, dengan memperhatikan konteks tuturan yang digunakan ketika berkomunikasi, maka penutur dan lawan tutur akan saling memahami agar tujuan dari tuturan tersebut dapat tercapai.