Mohon tunggu...
Arina Phuspa Negara
Arina Phuspa Negara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Bernapas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melihat Bagaimana Geografi Fisik Mempengaruhi Lingkungan di Daerah Tuban

14 Juni 2023   09:58 Diperbarui: 14 Juni 2023   10:01 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

penulis : Lailatul Fitriya

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dengan alam, bagaimana manusia berinteraksi dengan alam sehingga membentuk pola ruang tertentu, yang dimana keduanya saling memiliki pengaruh masing-masing. Geografi sendiri juga memiliki ruang lingkup, salah satunya yaitu geografi fisik. Geografi Fisik adalah geografi yang mengkaji keadaan atau peristiwa yang terjadi di permukaan bumi, yang dimana bisa dilihat secara langsung oleh makhluk hidup. Dizaman sekarang dapat diketahui bahwa perkembangan pengetahuan manusia semakin meningkat dan yang perlu kita sadari ialah geografi fisik memiliki peran yang signifikan terhadap lingkungan. Lingkungan sendiri merupakan aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Unsur-unsur lingkungan geografi fisik meliputi unsur letak, relief, cuaca dan iklim, jenis tanah, tanaman dan fauna, sumber daya air dan kelautan, serta sumber daya mineral. Dalam artikel ini saya akan membahas tentang pengaruh geografi fisik terhadap lingkungan tepatnya di daerah Kabupaten Tuban. Tuban adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Secara geografis, Tuban terletak di bagian utara Pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara. Berikut adalah koordinat geografis Tuban:

- Garis lintang: 6 54' 55" LS hingga 7 16' 40" LS
- Garis bujur: 111 47' 55" BT hingga 112 06' 50" BT

Tuban berada sekitar 92 kilometer sebelah barat daya Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini juga berbatasan dengan beberapa kabupaten lainnya di Jawa Timur, seperti Bojonegoro di sebelah barat, Lamongan di sebelah timur, dan Rembang (Jawa Tengah) di sebelah selatan.

Tuban memiliki wilayah yang luas dengan beragam jenis lahan, mulai dari pesisir pantai di sebelah utara hingga dataran rendah dan perbukitan di sebelah selatan. Kabupaten ini juga dikenal dengan sektor pertanian dan perkebunannya, terutama di daerah dataran rendah yang subur. Secara geografis, Tuban memiliki beberapa karakteristik fisik yang khas. Berikut ini adalah beberapa geografi fisik yang ada di Tuban, Jawa Timur:

1. Pesisir Laut: Tuban terletak di bagian utara Pulau Jawa dan memiliki garis pantai yang membentang sepanjang beberapa kilometer di sepanjang Laut Jawa. Daerah pesisir ini memiliki pantai yang indah dan dikenal dengan beberapa objek wisata pantai seperti Pantai Boom, Pantai Tambakboyo, dan Pantai Sowan.

2. Dataran Rendah: Sebagian besar wilayah Tuban terletak di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata sekitar 5-25 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah ini umumnya digunakan untuk pertanian seperti tanaman padi, tebu, dan jagung.

3. Daerah Aliran Sungai: Terdapat beberapa sungai yang melintasi Tuban, seperti Sungai Bengawan Solo, Sungai Brantas, Sungai Ngunut, dan Sungai Jliwung. Sungai-sungai ini memiliki peran penting dalam irigasi untuk pertanian dan sebagai sumber air bagi masyarakat setempat.

4. Gunung: Tuban juga memiliki beberapa gunung kecil di sekitarnya, seperti Gunung Muria di perbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Gunung Raung yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso. Gunung-gunung ini memberikan panorama alam yang indah dan dapat menjadi tujuan pendakian.

5. Hutan Mangrove: Terdapat beberapa area hutan mangrove di Tuban, terutama di sepanjang pesisir. Hutan mangrove ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan berfungsi sebagai ekosistem penting dalam menjaga keberlangsungan lingkungan pesisir.

Itulah beberapa geografi fisik yang ada di Tuban, Jawa Timur. Kabupaten ini menawarkan keindahan alam yang beragam, baik pesisir, dataran rendah, sungai, gunung, maupun hutan mangrove.

Lalu bagaimana sih pengaruh geografi fisik terhadap lingkungan di Tuban? yukk mari kita mengulas pengaruh pengaruh penting geografi fisik terhadap lingkungan.

1. Iklim dan cuaca
Geografi fisik memiliki dampak langsung terhadap iklim dan cuaca di suatu wilayah. Faktor-faktor geografis seperti letak geografis, topografi, dan arus laut dapat mempengaruhi suhu, curah hujan, dan pola cuaca suatu wilayah.

Tuban terletak di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Secara umum, daerah ini memiliki iklim tropis dengan dua musim utama, yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Musim kemarau biasanya terjadi antara bulan Mei hingga September. Pada musim ini, cuacanya cenderung panas dan kering, dengan suhu harian rata-rata berkisar antara 30-35 derajat Celsius. Curah hujan sangat rendah selama musim kemarau, dan daerah ini sering mengalami kekeringan.

Musim hujan biasanya terjadi antara bulan Oktober hingga April. Pada musim ini, Tuban akan mengalami curah hujan yang lebih tinggi dan suhu yang sedikit lebih sejuk. Curah hujan puncak terjadi pada bulan-bulan antara November hingga Januari. Pada saat ini, daerah ini dapat mengalami hujan lebat dan kadang-kadang banjir.

Perlu diingat bahwa kondisi iklim dan cuaca dapat bervariasi dari tahun ke tahun, jadi sebaiknya Anda mengakses sumber yang lebih akurat dan terkini seperti layanan cuaca atau situs web resmi yang menyediakan informasi cuaca terkini untuk Tuban, Jawa Timur.

2.  Hidrologi
Hidrologi di daerah Tuban sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan iklim setempat. Berikut adalah penjelasan mengenai hidrologi di daerah Tuban:

1. Sungai: Tuban dilintasi oleh beberapa sungai penting, termasuk Sungai Bengawan Solo dan Sungai Rengel. Sungai-sungai ini memainkan peran penting dalam drainase dan pembuangan air di daerah tersebut. Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Jawa Timur yang mengalir di sebelah barat Kabupaten Tuban.

2. Curah hujan: Tuban memiliki iklim tropis dengan dua musim utama, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Curah hujan yang tinggi terjadi selama musim hujan, yang berlangsung sekitar Oktober hingga April. Curah hujan yang melimpah dapat menyebabkan luapan sungai, banjir, dan erosi tanah.

3. Sumber daya air: Di daerah Tuban terdapat beberapa sumber daya air penting seperti danau, waduk, dan mata air. Contohnya, Waduk Kedung Ombo terletak di sebelah timur Kabupaten Tuban dan berfungsi untuk penyimpanan air irigasi dan pengendalian banjir.

4. Irigasi: Irigasi merupakan komponen penting dalam hidrologi daerah Tuban karena sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sistem irigasi yang baik memungkinkan distribusi air secara merata ke lahan pertanian dan memastikan kelangsungan produksi tanaman.

5. Masalah dan tantangan: Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Tuban juga menghadapi beberapa masalah dan tantangan dalam bidang hidrologi. Banjir sering terjadi saat musim hujan yang intens, terutama di daerah dataran rendah. Selain itu, pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, perlindungan terhadap erosi tanah, dan pengendalian polusi juga menjadi isu penting yang perlu diatasi.

Pemerintah dan lembaga terkait di Tuban terus berupaya untuk mengelola hidrologi dengan baik melalui pembangunan infrastruktur, pemantauan cuaca dan hidrologi, serta pendidikan masyarakat mengenai pengelolaan air yang berkelanjutan.

3. Keanekaragaman Hayati
Di daerah Tuban, Jawa Timur, terdapat beragam keanekaragaman hayati yang mencakup hutan, lahan basah, dan laut. Beberapa contoh keanekaragaman hayati yang dapat ditemui di daerah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hutan Jati: Daerah Tuban dikenal dengan keberadaan hutan jati yang luas. Hutan ini merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, termasuk burung, kera, dan beberapa mamalia kecil.

2. Lahan Basah: Terdapat beberapa lahan basah di Tuban, seperti rawa dan payau. Lahan-lahan ini menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis burung air, seperti bangau, walet, dan itik.

3. Ekosistem Pantai: Daerah pesisir Tuban memiliki ekosistem pantai yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Pantai-pantai ini menjadi tempat hidup berbagai jenis ikan, moluska, dan krustasea. Selain itu, terdapat juga hewan-hewan seperti penyu yang bertelur di pantai-pantai ini.

4. Laut: Perairan di sekitar Tuban merupakan habitat bagi berbagai jenis ikan, terumbu karang, dan biota laut lainnya. Keanekaragaman hayati laut ini mendukung mata pencaharian masyarakat setempat yang berhubungan dengan sektor perikanan.

5. Taman Nasional Baluran: Walaupun secara administratif terletak di Kabupaten Situbondo, Taman Nasional Baluran juga dapat dijangkau dari Tuban. Taman nasional ini dikenal dengan savana luasnya yang dihuni oleh beragam satwa, seperti banteng, kerbau, rusa, dan burung elang.

Penting untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati di daerah Tuban ini melalui upaya konservasi dan pengelolaan yang baik. Hal ini bertujuan untuk menjaga ekosistem yang seimbang dan keberlanjutan sumber daya alam yang ada.

4. Kerentanan Terhadap Bencana Alam
Tuban, Jawa Timur merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kerentanan terhadap beberapa jenis bencana alam. Berikut adalah beberapa bencana alam yang mungkin dapat terjadi di daerah Tuban:

1. Gempa Bumi: Wilayah Jawa Timur termasuk dalam zona gempa yang aktif. Tuban berada di dekat pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia, sehingga rentan terhadap gempa bumi.

2. Banjir: Tuban memiliki sejumlah sungai yang melintasi daerah tersebut, seperti Sungai Bengawan Solo dan Sungai Bodri. Hujan yang lebat dapat menyebabkan sungai meluap dan menyebabkan banjir di sekitarnya.

3. Longsor: Topografi Tuban yang berbukit-bukit mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap longsor, terutama pada musim hujan yang intensitasnya tinggi.

4. Tsunami: Meskipun Tuban berada di pantai utara Jawa Timur, ancaman tsunami di daerah ini tidak begitu besar. Namun, terjadinya gempa bumi dengan magnitudo tinggi di dekat pantai dapat berpotensi memicu terjadinya tsunami.

5. Kekeringan: Meskipun Tuban memiliki sungai yang melintasinya, daerah ini juga dapat mengalami kekeringan pada musim kemarau yang panjang. Hal ini dapat berdampak negatif pada pertanian dan pasokan air bersih.

Pemerintah dan instansi terkait di daerah Tuban perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko bencana alam dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapinya. Upaya pencegahan seperti pembangunan tanggul, penghijauan, pengaturan tata ruang, dan sistem peringatan dini perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam tersebut.

Dalam artikel ini, telah dibahas tentang pengaruh geografi fisik terhadap lingkungan. Geografi fisik memainkan peran yang signifikan dalam membentuk karakteristik dan kondisi lingkungan di suatu wilayah. Faktor-faktor seperti topografi, iklim, hidrologi, dan tanah mempengaruhi keanekaragaman hayati, pola aliran air, distribusi sumber daya alam, serta interaksi manusia dengan lingkungan.

Salah satu kesimpulan utama yang dapat ditarik adalah bahwa geografi fisik memiliki dampak yang besar terhadap keberlanjutan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, mitigasi terhadap bencana alam, perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, dan adaptasi terhadap perubahan iklim semuanya sangat tergantung pada pemahaman yang mendalam tentang geografi fisik suatu wilayah.

Selain itu, artikel ini juga menggarisbawahi pentingnya keterpaduan antara pengetahuan geografi fisik dan ilmu lingkungan dalam menghadapi tantangan global saat ini. Mempertimbangkan aspek geografis fisik saat merencanakan kegiatan pembangunan dan pengelolaan lingkungan akan membantu meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun