Mohon tunggu...
Arina Fauzia
Arina Fauzia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubbul Wathon Minal Iman, NKRI Harga Mati!

6 Januari 2023   19:53 Diperbarui: 9 Juli 2023   13:27 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya: “Bercerita kepadaku Sa’id ibn Abi Maryam, bercerita padaku Muhammad bin Ja’far, ia berkata: mengkabarkan padaku Humaid, bahwasannya ia mendengan Anas RA berkata: Nabi SAW ketika kembali dari bepergian, dan melihat tanjakan-tanjakan Madinah beliau mempercepat laju untanya. 

Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya. Berkata Abu Abdillah: Harits bin Umair, dari Humaid: beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. 

Bercerita kepadaku Qutaibah, bercerita padaku Ismail dari Humaid dari Anas, ia berkata: dinding-dinding. Harits bin Umair mengikutinya.” (Jalaluddin Al-Suyuthi, Al-Tausyih Syarh Jami Al-Shahih, Riyad, Maktabah Al-Rusyd, 1998, Juz 3, hal. 1360)   Sependapat dengan Ibn Hajar Al-Asqalany, Imam Suyuthi di dalam menjelaskan hadits sahabat Anas di atas, memberikan komentar: di dalamnya (hadits tersebut) terdapat unsur disyari’atkannya cinta tanah air dan merindukannya.

3. Cinta tanah air menurut para ahli fikih:

Bahwa hikmah berhaji dan pahalanya yang besar karena mendidik jiwa menjadi lebih baik dengan meninggalkan tanah air dan keluar dari kebiasaannya. Dalam kitab al-Dakhirah, Jilid III, hal. 194, al-Qarafi menyatakan, "Manfaat haji adalah mendidik diri dengan meninggalkan tanah air."

4. Cinta tanah air menurut para wali:

Orang-orang yang saleh senantiasa mencintai tanah air. Dalam kitab Hilyat al-Awliya', Jilid VII, hal. 380, Abu Nu'aim meriwayatkan dengan sanadnya kepada pimpinan kaum zuhud dan ahli ibadah, Ibrahim bin Adham, ia berkata, "Saya tidak pernah merasakan penderitaan yang lebih berat daripada meninggalkan tanah air."

Orang yang beragama benar dan cinta tanah air selalu memperhatikan keselamatan tanah airnya, tempat hidupnya, dan kampung halamannya. Dia tidak menimbulkan kekacauan demi kekacauan, menebar kebencian dan permusuhan timbal balik antara setiap dan semua pemegang suku dan identitas berbeda yang menempati setiap jengkal tanah air mereka.

Orang yang mencintai tanah airnya karena perintah agama bahkan mungkin mengorbankan harta atau apapun, bahkan nyawanya, untuk melindungi tanah airnya dari ancaman apapun, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Bahkan bisa di katakan syahid bila mereka yang meninggal karena membela tanah airnya.

 Cukuplah kita belajar dari bangsa lain yang masyarakatnya terpecah belah, saling menumpahkan darah, saling membunuh dan semua berperang atas nama agama yang sama, tetapi tidak peduli dengan nasib tanah airnya. Ini semua karena kecintaan mereka terhadap agama, yang tidak diimbangi dengan kecintaan terhadap tanah air, yang juga merupakan tuntutan agama.

Sumber referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun