Sepanjang Mama bersikap aneh, kami nyaris tidak berhenti melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang kami hapal. Malam terlewati begitu sulit beruntungnya saat hari terang kondisi Mama membaik. Namun, anehnya saat ditanyai apa yang Mama lihat semalam, ia tak ingat apa-apa.
"Mama nggak ingat apa-apa, memangnya Mama kenapa semalam?" Mama balik bertanya kepadaku dan Ayah.
Alisku dan Ayah kompak mengerut, aneh. Kenapa bisa begitu, apa Mama kesurupan?
"Nggak kenapa-kenapa, Ma. Mama cuma demam tinggi," pungkas Ayah.
Padahal aku penasaran apa yang dilihat Mama, barangkali ia melihat sosok misterius yang menyerupai Om Tama.
***
"Agni bangun, sudah sore!"
"Bangun, Nak!"
Suara Mama lolos sampai ke alam tidur membangunkanku yang kelewat pulas. Aku mengerjap-ngerjapkan mata lalu menguceknya. Aku mengambil jeda demi mengumpulkan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul. Rumah terasa lebih lengang, setelah kulihat-lihat Ayah tidak ada bersama kami.
"Mama, sudah baikan, kah?" tanyaku sembari berusaha bangun.
"Iya, pusingnya saja yang masih ada sedikit."