Mohon tunggu...
Arin
Arin Mohon Tunggu... Lainnya - amateur

🍉

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Pejabat

6 Juli 2024   10:00 Diperbarui: 9 September 2024   13:14 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah timbangan (zendograph/stock.adobe.com)

Pamungkas, anak kepala desa Tanah Sempit kembali menghebohkan warga bapaknya sendiri kali ini dengan kasus memukuli anak seorang polisi. Warga bertaruh kalau kasus itu bakal sulit diselesaikan dengan cara kekeluargaan, pasalnya yang jadi korban bukan dari kalangan biasa. 

Warga desa sedikit bernapas lega karena banyak kemungkinan anak badung itu akan berakhir meringkuk di hotel prodeo. Dan Seyogianya dia sudah patut dibikin jera, tapi yang mengherankan selama ini dia selalu lolos dari jeratan hukum karena pengaruh bapaknya yang kuat. 

Cuping telinga warga rasanya sudah keriting oleh serentetan kabar kasus anak sulung sang kepala desa. Padahal sekitar dua minggu sebelum berurusan dengan anak aparat, Pamungkas menjadi sosok yang seharusnya paling bertanggung jawab dalam tragedi terbakarnya sebuah warung kelontong dan satu rumah warga yang diakibatkan oleh percikan kembang api yang dia mainkan secara serampangan bersama empat kawannya saat malam pergantian tahun baru.

Lagi dan lagi penegak hukum kurang memuaskan dalam menangani kasus yang melibatkan si anak binal itu, di mana hanya dua di antara mereka yang dibui oleh polsek setempat. Pamungkas dan dua lainnya yang merupakan anak seorang PNS tidak sampai tersentuh hukum. Padahal jika bukan Pamungkas siapa lagi yang memprakarsai tindakan bodoh itu? Dengan keadaan ekonomi jeblok seperti sekarang tak banyak orang rela mengeluarkan duit untuk hal percuma seperti membeli petasan terkecuali Pamungkas yang dikenal suka menghambur-hamburkan harta bapaknya.

Baca juga: Jalan Pintas

Pemilik warung dan rumah yang terbakar tidak memiliki pilihan lain selain menerima dengan pahit keputusan aparat. Semua yang pernah berurusan dengan Pamungkas sulit menyecap keadilan. Bapaknya selalu bergerak melobi kepolisian dan keluarga korban yang tak jarang dari beberapa kasus bisa diselesaikan hanya dengan kekeluargaan.

Dan akankah kali ini polisi mengambil keputusan secara objektif untuk kasus pemukulan anak anggotanya sendiri yang merupakan anak semata wayang kapolsek? Warga masih menunggu, dua hari setelah kejadian belum juga terdengar kabar penangkapan, hal itu pun masih menjadi topik obrolan panas di kalangan warga.

"Aparat kena batunya juga, ini lebih ke soal adu kuat antara kepala desa kita, Pak Mauro vs kapolsek," celetuk seorang pria yang tengah nongkrong di warung bertemankan kopi dan gorengan panas.

"Yang jelas mereka punya backing-an," sambung yang lain.

"Di atas kapolsek ada kapolres dan kapolda." Yang lainnya ikut nimbrung.

Pria pertama tadi berdecak sebal lalu berkata, "Tapi Pak Mauro tentu saja kenal dengan dua pimpinan yang kau sebut. Buktinya di desa kita yang lahannya semakin terkikis ini banyak tambang yang belum jelas legalitasnya, tapi tidak pernah ada penyelidikan dari aparat."

"Duit nikel masuk ke kantong mereka juga, jadi aman-aman saja para mafia itu!" dengus pemilik warung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun