Mohon tunggu...
Rinrin
Rinrin Mohon Tunggu... Lainnya - amateur

🍉

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Pejabat

6 Juli 2024   10:00 Diperbarui: 6 Juli 2024   16:11 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pamungkas, anak kepala desa Tanah Sempit kembali menghebohkan warga bapaknya sendiri kali ini dengan kasus memukuli anak seorang polisi. Warga bertaruh kalau kasus itu bakal sulit diselesaikan dengan cara kekeluargaan, pasalnya yang jadi korban bukan dari kalangan biasa. Warga desa sedikit bernapas lega karena banyak kemungkinan anak badung itu akan berakhir meringkuk di hotel prodeo. Dan Seyogianya dia sudah patut dibikin jera, tapi yang mengherankan selama ini dia selalu lolos dari jeratan hukum karena pengaruh bapaknya yang kuat. 

Cuping telinga warga rasanya sudah keriting oleh serentetan kabar kasus anak sulung sang kepala desa. Padahal sekitar dua minggu sebelum berurusan dengan anak aparat, Pamungkas menjadi sosok yang seharusnya paling bertanggung jawab dalam tragedi terbakarnya sebuah warung kelontong dan satu rumah warga yang diakibatkan oleh percikan kembang api yang dia mainkan secara serampangan bersama empat kawannya saat malam pergantian tahun baru. Lagi dan lagi penegak hukum kurang memuaskan dalam menangani kasus yang melibatkan si anak binal itu, di mana hanya dua di antara mereka yang dibui oleh polsek setempat. Pamungkas dan dua lainnya yang merupakan anak seorang PNS tidak sampai tersentuh hukum. Padahal jika bukan Pamungkas siapa lagi yang memprakarsai tindakan bodoh itu? Dengan keadaan ekonomi jeblok seperti sekarang tak banyak orang rela mengeluarkan duit untuk hal percuma seperti membeli petasan terkecuali Pamungkas yang dikenal suka menghambur-hamburkan harta bapaknya. Pemilik warung dan rumah yang terbakar tidak memiliki pilihan lain selain menerima dengan pahit keputusan aparat. Semua yang pernah berurusan dengan Pamungkas sulit menyecap keadilan. Bapaknya selalu bergerak melobi kepolisian dan keluarga korban yang tak jarang dari beberapa kasus bisa diselesaikan hanya dengan kekeluargaan.

Dan akankah kali ini polisi mengambil keputusan secara objektif untuk kasus pemukulan anak anggotanya sendiri yang merupakan anak semata wayang kapolsek? Warga masih menunggu, dua hari setelah kejadian belum juga terdengar kabar penangkapan, hal itu pun masih menjadi topik obrolan panas di kalangan warga.

"Aparat kena batunya juga, ini lebih ke soal adu kuat antara kepala desa kita, Pak Mauro vs kapolsek," celetuk seorang pria yang tengah nongkrong di warung bertemankan kopi dan gorengan panas.

Baca juga: Jalan Pintas

"Yang jelas mereka punya backing-an," sambung yang lain.

"Di atas kapolsek ada kapolres dan kapolda." Yang lainnya ikut nimbrung.

Pria pertama tadi berdecak sebal lalu berkata, "Tapi Pak Mauro tentu saja kenal dengan dua pimpinan yang kau sebut. Buktinya di desa kita yang lahannya semakin terkikis ini banyak tambang yang belum jelas legalitasnya, tapi tidak pernah ada penyelidikan dari aparat."

"Duit nikel masuk ke kantong mereka juga, jadi aman-aman saja para mafia itu!" dengus pemilik warung.

Keadaan menjadi hening obrolan ditutup oleh helaan napas dalam dari setiap orang yang ada di sana. Soal perkara yang sedang ramai itu mau berakhir dengan penangkapan atau sebaliknya, tidak akan berpengaruh pada status mereka sebagai warga yang tertindas juga tidak merubah citra buruk institusi hukum di mata mereka. Hanya saja jika sampai pemuda 20 tahun itu ditangkap, warga bakal merasa lega dan puas dengan harapan anak itu tobat. 

***

Empat hari berlalu, polisi tidak mengumumkan hal apa pun. Entah kenapa Pamungkas seolah menghilang sedangkan orang dalam kepolisian mengatakan dia belum ditahan. Jika keberadaan si pelaku masih abu-abu, detail kronologi dan kondisi korban yang sempat ditutupi kini lebih benderang kabarnya. Hanz, si korban, yang berumur satu tahun lebih muda dari pelaku, masih dirawat di rumah sakit. Rupa tampan yang selalu panen pujian itu bonyok, tulang hidung retak dan sedikit robek di sudut bibir sebelah kiri. Selain di wajah, juga terdapat luka di leher dan perut. Kejadian perkara bertempat di lapangan saat gelaran konser dangdut koplo yang berlangsung pada malam hari. Menurut saksi, Hanz, terlebih dahulu diajak ketempat sepi dengan dalih ada hal penting yang perlu dibicarakan, tetapi malah berakhir dipukuli habis-habisan. Untuk motif sangatlah klise, masalah kebanyakan anak muda yaitu soal perempuan. Usut punya usut Pamungkas menaruh hati pada Mai, si kembang desa, sama halnya seperti kebanyakan pemuda lain. Namun, tentu saja sebagai gadis yang waras dia tidak mau sampai didekati lelaki problematik macam Pamungkas. Mengetahui Mai menonton konser bersama Hanz, otomatis memantik rasa cemburu yang menggebu-gebu sehingga terbesit niat busuk dan terjadilah pemukulan tersebut. Mai adalah saksi utama, dia yang memergoki teman lelakinya dipukuli Pamungkas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun