Mohon tunggu...
Arimbi Netramaya
Arimbi Netramaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Owner

Percaya dengan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menghitung Kepentingan dan Permainan Duniawi Gusman

12 Oktober 2024   10:27 Diperbarui: 12 Oktober 2024   10:27 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Gusman lebih suka bermain hal-hal duniawi. Suka bekerja, yang tidak terlalu melelahkan, tetapi dapat hasil yang lumayan.

Tolong, para kontraktor dan pemain slot, ikut menghitung berapa kira-kira keuntungan Gusman.

Ketika bisnis pertambangan sedang naik daun, Gusman ikut bermain, mulai dari mengurus perizinan dan penjualan galian C. Gusman menjadi "jembatan", meskipun orang lebih merasa istilah paling tepat untuk ini adalah "markus", alias makelar kasus. Para kades di Kec. Sarang menginduk di Gusman apabila terjadi masalah korupsi maupun didatangi LSM. Maling hape yang tertangkap dan sudah ditangani penyidik, bisa bebas karena lobi Gusman. Tentu saja ini memalukan, bagaimana kasus yang sudah jelas merupakan tindak pidana kriminal, bisa "dikomunikasikan" dan "diupayakan" sampai bebas. Keuntungan menjadi jembatan maling hape, tidak seberapa dibandingkan pekerjaan tambang dan korupsi kepala desa. Gusman juga mengurus perjanjian investor pelabuhan Sluke antara PT. RBSJ (Setiawan) yang menuntut MoU awal kepada Pemkab Rembang, tanpa ada hasil. Ada proyek pusat yang ditujukan ke Rembang? Gusman datang. Misalnya, proyek APBD break water di Tasikagung Rembang.

Apa yang tersebut di atas, bukan rahasia lagi. Gusman sudah menjadi perbincangan di warung kopi. Masyarakat sudah tahu perpecahan di PPP dan sepak terjang Gusman. Sekarang, ulahnya bertambah dengan menjadikan Pipit sebagai perisai untuk menuntaskan petualangan kepentingan dirinya. Bukan kepentingan GPK dan para ulama'. Apalagi masyarakat Rembang, yang pendiam melihat satu orang ini diam-diam punya bisnis mengurus kasus.

Selain konflik dengan para ulama' dan GPK, Gusman juga tidak sejalan dengan kelompok Mbah Kaji. Karena memang PPP itu kekuasannya tersebar di 3 titik. Sudah ada penumpang ojek datang, kita akan ulas ini di lain kesempatan.

Masih betah diam saja dengan keadaan Rembang sekarang?

Segitiga Tugu Lilin Rembang, 5 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun