.
Seharusnya aku yang berada di singgasana itu,
bukan dia.
Aku lebih baik darinya.
Dia tidak pantas berada di sana.
.
Dia sangat menyebalkan.
Akan kuganggu dia.
Akan kubuat tidurnya tidak nyenyak.
.
Dia itu siapa.
Dia menulis tips menulis,
padahal sebetulnya dia tidak bisa menulis.
Dia tidak pantas menulis itu.
.
Dia menulis tentang kebaikan,
padahal sebetulnya dia tidak sebaik yang ia tulis itu.
Dia tidak pantas menulis itu.
.
Dia menulis tentang kegembiraan,
padahal sebetulnya dia tidak segembira tulisannya itu.
Dia tidak pantas menulis itu.
.
Dia menulis tentang kedamaian,
padahal sebetulnya dia tidak sedamai itu.
Dia tidak pantas menulis itu.
.
Iya.
Semua tampak buruk di mataku.
Semua tampak salah di mataku.
Inilah aku.
Pikiran negatifku.
.....
Tapi mengapa ia tenang-tenang saja.
Ia tak terusik olehku.
Ia tetap nyenyak dalam tidurnya.
Aku ingin membuat tidurnya tidak nyenyak,
tapi mengapa justru aku sendiri yang tidak bisa tidur nyenyak.
Aku ingin menyakiti hatinya, tapi mengapa hatiku sendiri yang sakit.
.
Kupikir,
puas rasanya bisa menyakiti hatinya.
Tapi ternyata aku salah.
Seketika aku berniat menyakiti hatinya,
seketika itu juga hatiku sendiri yang sakit.
..........
Hukum karma tak pakai lama. Hukum karma terjadi seketika itu juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H