Mohon tunggu...
Arimbi Bimoseno
Arimbi Bimoseno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Author: Karma Cepat Datangnya | LOVE FOR LIFE - Menulis dengan Bahasa Kalbu untuk Relaksasi | Website:http://arimbibimoseno.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puas Rasanya Bisa Menyakiti Hatinya

18 September 2011   04:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:52 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

.

Seharusnya aku yang berada di singgasana itu,

bukan dia.

Aku lebih baik darinya.

Dia tidak pantas berada di sana.

.

Dia sangat menyebalkan.

Akan kuganggu dia.

Akan kubuat tidurnya tidak nyenyak.

.

Dia itu siapa.

Dia menulis tips menulis,

padahal sebetulnya dia tidak bisa menulis.

Dia tidak pantas menulis itu.

.

Dia menulis tentang kebaikan,

padahal sebetulnya dia tidak sebaik yang ia tulis itu.

Dia tidak pantas menulis itu.

.

Dia menulis tentang kegembiraan,

padahal sebetulnya dia tidak segembira tulisannya itu.

Dia tidak pantas menulis itu.

.

Dia menulis tentang kedamaian,

padahal sebetulnya dia tidak sedamai itu.

Dia tidak pantas menulis itu.

.

Iya.

Semua tampak buruk di mataku.

Semua tampak salah di mataku.

Inilah aku.

Pikiran negatifku.

.....

Tapi mengapa ia tenang-tenang saja.

Ia tak terusik olehku.

Ia tetap nyenyak dalam tidurnya.

Aku ingin membuat tidurnya tidak nyenyak,

tapi mengapa justru aku sendiri yang tidak bisa tidur nyenyak.

Aku ingin menyakiti hatinya, tapi mengapa hatiku sendiri yang sakit.

.

Kupikir,

puas rasanya bisa menyakiti hatinya.

Tapi ternyata aku salah.

Seketika aku berniat menyakiti hatinya,

seketika itu juga hatiku sendiri yang sakit.

..........

Hukum karma tak pakai lama. Hukum karma terjadi seketika itu juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun