Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memupus Perundungan, Menumbuhkan Persahabatan

9 November 2024   21:18 Diperbarui: 9 November 2024   21:32 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emosi terus terjadi. Anak-anak melibatkan diri dalam bara kedengkian dan kemarahan membabi buta. R (15), seorang siswa berkebutuhan khusus (ABK) di sebuah SMP negeri di Depok, kini enggan kembali bersekolah setelah menjadi korban perundungan oleh teman-teman seangkatannya. 

"Dia tidak mau sekolah dulu sih, tetapi dari Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak, serta terkait psikologisnya, mereka ingin mendampingi anak saya," ujar F, ayah R, saat ditemui Kompas.com, Kamis (3/10/2024).R baru saja menjalani operasi penyambungan urat di jempol tangan kirinya pada Selasa (1/10/2024). Operasi ini dilakukan setelah R melukai dirinya sendiri dengan memukul kaca jendela kelas, sebagai pelampiasan emosi akibat perundungan yang dialaminya. (3)

Perundungan itu masih terjadi dan mungkin saja tersembunyi di balik dinding-dinding kelas, di antara dinding sekolah dan  masyarakat, atau menyasar dalam keluarga-keluarga kita. 

Maka, sekolah tidak bisa sendiri, apalagi memerangi begitu banyak aksi yang terus memenuhi dada anak-anak muda negeri. Membentengi keluarga dengan relasi sehat, membentuk masyarakat kuat dan penuh toleransi, dan menjadikan sekolah sebagai ladang yang menumbuhkan persahabatan dan pribadi peduli. 

Maka, sekolah tidak bisa sendiri, apalagi memerangi begitu banyak aksi yang terus memenuhi dada anak-anak muda negeri. Membentengi keluarga dengan relasi sehat, membentuk masyarakat kuat danpenuh toleransi, dan menjadikan sekolah sebagai ladang yang menumbuhkan pribadi peduli. 

Sekolah selayaknya terus berkehendak membentuk diri, bukan hanya membangun tembok-tembok tinggi dan tersembunyi. Sekolah harus menjadi ruang membentuk seluruh siswa mampu menjadi diri sendiri, terlibat dalam beragam dialog, terus menumbuhsuburkan kekayaan intelektual dan batin, agar dalam dirinya tumbuh rasa dekat dan bersahabat. Karena, pribadi empati lahir dari persahabatan otentik dan sejati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun