Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memupus Perundungan, Menumbuhkan Persahabatan

9 November 2024   21:18 Diperbarui: 9 November 2024   21:32 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah. Ribuan anak muda mencari jati diri, dalam ruang-ruang kelas mencoba membangun diri. Namun, penghargaan diri tak terpenuhi karena sahabat sejati tak terjadi. Persahabatan dalam perlawanan, kebencian melahirkan perundungan. 

Dugaan-dugaan peristiwa perundungan masih terjadi. Sekolah nyaman di ujung harapan, tatkala suara kebencian lahir dalam dunia pendidikan dan terus merunyam menggelar drama. Ketakutan terus tercipta dan terus melemahkan semangat anak-anak muda.  Beregam kasus pun tercipta dan kita begitu terpada, tak sanggup berkata-kata. 

Ketika kasus demi kasus terjadi, begitu nyata di depan mata. Kasus dugaan bullying terhadap NS (17), siswa SMAN 4 Kota Pasuruan yang terjadi dua bulan lalu, mulai mendapatkan titik temu. Para pihak yang telibat dalam kasus tersebut sedang mengajukan mediasi meski korban pernah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang. (1)

Perundungan-perundungan itu terjadi, di tengah dunia pendidikan yang seharusnya menciptakan rasa aman. Kita mungkin saja menciptakan dunia kekerasan di balik kurikulum yang terengah-engah membentuk peradaban baru generasi bangsa. Meski usaha nyata terus kita lakukan, nyatanya anak-anak kita masih terjebak dalam ruh kekerasan. 

Perundungan itu terus menyasar anak-anak bangsa, bahkan wajah-wajah anak tingkap SMP, seolah tak peduli dengan hukuman yang menakutkan. Anak-anak itu tetap saja menunjukkan dunia kekerasan. B, Z, dan Ab, tiga terduga pelaku perundungan A, siswa SMP swasta di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, diberi sanksi oleh pihak sekolah. 

Sanksi tersebut dijatuhkan menyusul kesepakatan damai yang dicapai lewat mediasi pihak sekolah, orangtua terduga pelaku, orangtua korban, serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bogor di gedung sekolah, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Senin (14/10/2024). (2)

Kita mungkin saja menciptakan perbadaban kekerasan di balik kurikulum yang terengah-engah membentuk peradaban baru generasi bangsa. Meski usaha nyata terus kita lakukan, nyatanya anak-anak kita masih terjebak dalam dunia kekerasan.

Bersatu padu

Kita merasa marah, emosi terus meninggi tatkala anak-anak itu tak lagi menunjukkan empati. Perasaan begitu dangkal, keihklasan tak lagi hidup nyata, apalagi persahabatan hanya menjadi jargon kosong tanpa makna. Kekerasan memang tampak nyata, hidup subur dalam dunia kemiskinan moral dan etika. Riak-riak kecil itu pun menjadi noda-noda  pendidikan yang masih tumbuh mengisap nadi karakter anak negeri. Seolah terus menghantui, perundungan terjadi membentuk energi kebusukan tak terhormat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun