Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Seksualitas yang Terlupakan

30 Mei 2023   22:53 Diperbarui: 30 Mei 2023   22:54 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padu (Sumber: Ralphs Fotos-Pixabay.com)

Pendidikan seksualitas juga dipandang akan mampu memberikan pemahaman, penghargaan, penghormatan atas tubuh manusia baik sendiri dan orang lain. Maka, pendidikan seksualitas harus menjadi bagian penting dalam proses pendidikan pada tingkat pra-sekolah hingga pendidikan formal di sekolah. 

Pengetahuan berkaitan dengan reproduksi manusia, kontrasepsi, infeksi menular seksual, kekerasan seksual, persetubuhan yang aman, kesadaran diri, kesehatan reproduksi, hak asasi seksual, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan seksualitas selayaknya menjadi bagian penting dalam kurikulum.

Pendidikan seksualitas tidak hanya diarahkan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan organ seksual semata. Namun, pendidikan seksualitas harus memperdalam pemahaman setiap anak terhadap kepemilikan dan kenyamanan tubuh.

Peran Sekolah 

Menerapkan kurikulum merdeka selayaknya bukan hanya membebaskan siswa untuk memerdekakan pilihan belajar. Kurikulum harus menjadikan keburuhan setiap individu terlayani dengan baik, salah satunya adakah kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang benar terhadap seksualitas. Kurikulum merdeka selayaknya tidak hanya  menyisipkan pendidikan seksualitas hanya sebagai tambahan dalam bidang studi tertentu atau memasukkan dalam kegiatan yang sifatnya tidak berkelanjutan. 

Sekolah perlu mengembangkan materi seksualitas dalam beragam bentuk, terutama keterampilan komunikasi yang efektif, negosiasi, pengambilan keputusan yang informasional, serta kemampuan untuk menetapkan batasan pribadi dan berinteraksi secara sehat dalam hubungan antarpribadi.

Pendidikan seksualitas perlu diarahkan untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk mencegah risiko seksual yang tidak diinginkan, termasuk kehamilan remaja, penyebaran infeksi menular seksual, dan kekerasan seksual. 

Setiap pribadi harus didorong mempunyai relasi sehat berdasarkan rasa saling menghormati, kepercayaan, komunikasi terbuka, dan persetujuan bersama agar setiap individu dapat memberdayakan dan  membuat keputusan yang bertanggung jawab tentang kesehatan seksual dan reproduksi mereka sendiri. 

Maka, pendidikan seksualitas harus membantu setiap individu mengidentifikasi, mencegah, dan melaporkan kekerasan seksual dan pelecehan yang dialami. Sekolah harus menjadi tempat strategis untuk menegakkan martabat manusia, memerdekakan setiap manusia dari segalam bentuk kekerasan seksual dan pelecehan seksual.  Sekolah adalah tempat setiap anak merasakan kemerdekaan untuk menggapai masa depan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun