Mohon tunggu...
A Zainudin
A Zainudin Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Sastra

Menulis sesuai kata hati.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jajan Hemat di Perjalanan Bagi yang Tidak Tahan Lapar

12 November 2020   10:29 Diperbarui: 12 November 2020   10:37 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Senen Jakarta. Sumber: Megapolitan.kompas.com

Warung Arema Stasiun Pasar Senen setelah dipisah Pagar. Sumber: 4.bp.blogspot.com
Warung Arema Stasiun Pasar Senen setelah dipisah Pagar. Sumber: 4.bp.blogspot.com

Jika saya memiliki banyak waktu, setelah mencetak tiket, biasanya saya ke warung ini melalui pintu stasiun yang dekat Terminal Senen lalu menyusuri gang di sekeliling tembok tersebut.

Namun jika tidak sempat dan saya harus buru-buru, saya langsung menuju ke kereta api setelah mencetak tiket.  Berbekal air mineral kemasan botol saya mencoba bertahan tidak makan karena saya sudah merencanakan mampir di Stasiun Cirebon Prujakan.  Jika sudah tidak tahan, biasanya saya cukup membeli Roti Beraroma Kopi dan kopi panas sebagai ganjalan perut sementara. 

Di Stasiun Cirebon Prujakan, biasanya kereta api berhenti cukup lama, cukup waktu untuk membeli nasi di sini.  Jika kita dari arah Jakarta, maka di sebelah kiri kereta di ujung deretan restoran dan mini market, ada jejeran warung-warung yang menjual nasi rames dengan harga normal.  

Setidaknya bagi warga Jakarta, harga tersebut relatif murah apalagi jika dibandingkan dengan makanan di kereta.  Rasanya nya pun cukup enak, di lidah saya maksudnya, mudah-mudahan Anda juga.

Stasiun Cirebon Prujakan. Sumber: zadinda.wordpress.com
Stasiun Cirebon Prujakan. Sumber: zadinda.wordpress.com

Setelah melewati Cirebon, adalah saatnya beristirahat karena sudah makan malam (biasanya dari Jakarta kereta berangkat sekitar jam 17 -- 19 sehingga tiba di Cirebon sekitar jam 20 -- 22).  Saya biasanya langsung tidur hingga menjelang Stasiun Madiun.

Tiba di Madiun pagi hari (setelah Sholat Shubuh yang bisa dilaksanakan di stasiun atau di atas kereta jika khawatir kesiangan sesampainya di sana), perut terasa lapar lagi. 

Jika tidak dijemput oleh saudara saya akan lebih bersantai.  Di depan stasiun, ada berderet warung makanan dan menjual makanan khas kota tersebut.  

Apalagi kalau bukan Pecel Madiun atau makanan lain khas Jatim seperti Nasi Rawon atau Nasi Soto bening khas Madiun. Hmm..nikmat.  Soal harga tidak perlu khawatir karena jauh lebih murah dari pada harga Jakarta apalagi, sekali lagi, harga yang ada di Kereta.

Untuk balik ke Jakarta, saya membiasakan membawa bekal yang disiapkan kakak. Tinggal menambah menu kopi hitam kesukaan saya. Jadi, harga makanan yang mahal di kereta tidak terlalu mengganggu karena saya sudah membawa bekal sendiri hingga tiba di Stasiun Senen.  Biasanya Senin pagi-pagi dan saya langsung ke kantor untuk mandi dulu sebelum beraktivitas kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun