Mohon tunggu...
A Zainudin
A Zainudin Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Sastra

Menulis sesuai kata hati.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jajan Hemat di Perjalanan Bagi yang Tidak Tahan Lapar

12 November 2020   10:29 Diperbarui: 12 November 2020   10:37 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Senen Jakarta. Sumber: Megapolitan.kompas.com

Kecuali sekedar roti aroma kopi (yang cabangnya hampir selalu ada di tiap stasiun dan mall) atau kopi panas yang menurut saya masih tidak terlalu mahal.  Terakhir sekitar Rp8 ribu/gelas kertas, meskipun lebih tinggi dari di warung yang sekitar Rp3 ribu - 5 ribu.

Untuk bekal makanan, jika waktunya cukup, saya akan membeli nasi bungkus (saya lebih menyukai nasi dibungkus kertas minyak dari pada yang berbahan Styrofoam) di Warung Makan Padang di dekat kantor.  Rasanya sudah tidak perlu diragukan dan harganya standar Jakarta dan yang jelas jauh lebih murah dibandingkan dengan makanan di kereta api.

Pilihan lainnya, saya mencari bekal di warung dekat stasiun.  Saya biasanya segera ke Stasiun untuk menukarkan bookingan pemesanan tiket dengan tiket di mesin pencetak tiket.  Setelah itu, saya akan pergi ke sebuah warung makan langganan saya yang terletak di dekat stasiun Senen.

Dulu, saat Stasiun Senen belum dibenahi seperti saat ini, belum ada tembok pembatas yang dibangun di depan stasiun yang memisahkan stasiun dengan taman di depannya, warung ini termasuk warung yang sangat ramai.  

Banyak pelanggannya, termasuk saya, yang sesekali makan siang di sini meski jarak dari kantor lumayan (kalau jalan kaki he he).  Terlebih lagi, calon penumpang banyak yang mampir ke sini baik untuk makan di tempat maupun membeli nasi bungkus.

Warung Arema Depan Sta Senen Sebelum Dipagari. Sumber: id.forsquare.com
Warung Arema Depan Sta Senen Sebelum Dipagari. Sumber: id.forsquare.com

Nama warung tersebut adalah "Warung Arema".  Dari Namanya, orang menebak bahwa masakan yang dijual adalah makanan khas daerah Jawa Timur.  

Salah satu menu andalannya yang menjadi favorit pengunjung adalah Nasi Rawon dan Rujak Cingur. Sebagai orang yang berasal dari  Jawa Timur, menurut saya, rasa makanan warung tersebut benar-benar khas Jatim.  

Selain enak, harganya juga tidak terlalu mahal. Di awal tahun ini, harga seporsi Rujak Cingur (yang berisi asli cingur sapi asli, bukan kikil) dihargai Rp20.000, sedangkan Nasi Rawon Rp16.000.  

Mungkin sekarang naik, saya sudah lama tidak ke sini sejak pandemi Covid-19.  Untuk nasi bungkus, sebaiknya memesan nasi rames atau pecel khas jatim (sambel pecel) disertai lauk standar seperti ayam, ikan, atau telur.  Ada juga daging serundeng yang cocok dipadukan dengan pecel dan kering tempe.

Namun sejak pembenahan stasiun, warung tersebut tertutup pagar di depan stasiun sehingga bagi yang tidak tahu, warung ini dikira sudah tutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun