Mohon tunggu...
Arif Kuswardani
Arif Kuswardani Mohon Tunggu... Guru - Penulis, Guru dan Petani Milenial

www.youtube.com/rumahatph email : wardani.arif@yahoo.com Twitter : @arifwardani Fb : facebook.com/arif.wardani1

Selanjutnya

Tutup

Politik

Habibie untuk Prabowo-Hatta

9 Juni 2014   20:27 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:31 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



justify;line-height:normal">Hatta
Rajasa, Generasi kedua Salman

justify;line-height:normal">

justify;line-height:normal">Habibie
berkunjung ke Boston. Ketika membaca nama yang mendampingi beliau, saya sudah
penasaran apakah beliau puteri Bang Imaduddin Abdulrahim, pelopor/aktivis
Masjid Salman bersama dengan Bapak T.M. Soelaiman, A. Sadali dan A. Noekman,
arsitek yang mendesain masjid. Nama masjid Salman, diberikan oleh Presiden
Soekarno, karena Salman Alfarisi (yang asal Iran) adalah seorang teknokrat yang
mengusulkan pembangunan parit di perang Khandak. Itulah salah satu kunci
kemenangan saat itu. Bagi Bung Karno, dengan spontan beliau mengusulkan nama
'Salman' untuk masjid tempat mendidik calon-calon teknokrat. Bung Karno bisa
spontan, karena wawasan beliau, jam terbang baca meliputi segala macam. Sejak
masih mahasiswa ITB, Bung Karno sudah kutu buku, bahkan mungkin sejak masih di
Surabaya dalam asuhan Pak Tjokro. Oleh teman kost di rumah Ibu Inggit di
Bandung, Bung Karno sudah dikenal suka pidato dengan memakai gerakan tangan di
dalam kamar. Ya, beliau memang mempersiapkan diri menjadi pemimpin dari sebuah
negeri baru, membekali diri dengan segenap keahlian yang harus dimiliki.
Berwawasan luas, dan pandai dalam mengemukakan gagasan. Tidak gagap.

justify;line-height:normal">

justify;line-height:normal">Saya
pernah berjumpa Bang Imad dan Pak Nu'man, tentu silaturahim yang membahagiakan
bahwa 'tidak sengaja' berjumpa puteri beliau. Mengingatkan kembali jejak
panjang, rantai sebuah 'pendidikan informal'. Setahu saya, Salman adalah
'masjid kampus' pertama di Indonesia untuk kampus 'sekuler'. Saya sudah
agak-agak lupa sejarahnya, tapi memang selalu dipersulit saat itu. Sekiranya
Bung Karno yang alumni ITB bukan presiden, mungkin masjid tidak pernah
kesampaian.

justify;line-height:normal">

justify;line-height:normal">Dugaan
kami benar bahwa beliau adalah puteri Bang Imad. Maka kami sampaikan betapa
kami yang pernah digembleng di Salman, layak berbangga, karena kader 'tulen'
Salman maju sebagai cawapres. Beliau menambahkan bahwa bapaknya lah yang
menjadi mentor Hatta di Salman. Sebagai gadis kecil, beliau biasa duduk dan
menghabiskan waktu di sekretariat Salman. Hatta adalah generasi kedua Salman,
yang dipelopori oleh bapaknya. Generasi ketiga ikon-nya Pak Hermawan K.
Dipojono yang menjadi mentor kami. Sekarang berarti sudah generasi kelima.
Sebelum kami berangkat ke US, kami sempat ikut timses kandidat ketua Ikatan
Alumni ITB. Saat itu ada lima calon salah satunya Hatta, bersamaan dgn kongres alumni
Salman yang mengusung slogan "Dari Salman untuk Indonesia".

justify;line-height:normal">

justify;line-height:normal">Pada
hari yang sama, saya berkesempatan berjumpa beberapa alumni senior ITB
(sekaligus alumni Salman). Salah satu 'kesimpulan' menariknya, kalau mendukung
nomer SATU tidak perlu koar-koar, tidak usah perang Avatar. Dua hari sebelumnya
Habibie berkata, bahwa siapapun presidennya tidak masalah karena yang penting
cawapres-nya teknokrat. Senior saya sesama alumni mengatakan pilih Hatta yang
teknokrat 'tulen'. Soekarno lulus dari ITB, Habibie pernah kuliah di ITB
sebelum pindah ke Jerman, sudah saatnya ITB 'mensedekahkan' alumninya sebagai
wakil presiden (5-10 tahun lagi presiden ;-p).

justify;line-height:normal">

justify;line-height:normal">Pada
masa-masa pra-1998, Prabowo sudah menjalin kedekatan bukan hanya dengan
kelompok Islam modern (termasuk ICMI yang salah satu pelopornya adalah Bang
Imad, sedangkan Bapak saya ikut ICMI Cabang Solo), tetapi juga kalangan
tradisional, blusukan sudah dari dulu. Karena itulah, tidak heran kalau
sekarang para Kyai Sepuh lebih banyak yang ke Prabowo-Hatta, walaupun generasi
mudanya mungkin terpecah.

justify;line-height:normal">

justify;line-height:normal">Sebagaimana
kata Aa Gym, Yusuf Mansur, dan Arifin Ilham, pada saat ada satu jenderal yang
dikenal luas di kalangan aktivis Islam sebagai jenderal represif, hanya
Prabowo-lah jenderal yang 'pasang badan' untuk membendung. Karena itu, jangan
heran di 2014 pun, jenderal2x yang berseberangan adalah jenderal2x yg lebih
senior, karena Prabowo sesungguhnya 'mewakili' reformasi TNI-AD, lahirnya
'generasi baru' yang memberontak kepada generasi di atasnya. Mana yang lebih
'bener' di antara dua kelompok ini dalam membela rakyat, karena polarisasi
kembali terjadi di 2014, silahkan Anda pikirkan sendiri. Boleh jadi juga semua
cari 'untung' sendiri. Sekiranya militer pada 1998 itu satu komando, maka
kudeta menggulingkan BJH mungkin terjadi. Pada akhirnya, ada silver line yang
layak kita syukuri bahwa militer pecah. Yang penting Indonesia tidak pecah.

justify;line-height:normal">

justify;line-height:normal">Para
jenderal ini sudah mulai kalap, sampai-sampai surat keputusan DKP yang sifatnya
rahasia sekarang menjadi milik publik (asli atau abal-abal perlu diverifikasi).
Adanya dokumen (anggap 'asli') itu justru meyakinkan saya, bahwa Prabowo
beberapa kali harus 'improvisasi' karena strategi yang diusulkan justru
'dijegal'/tidak disetujui oleh Pangab. Yang paling mengagetkan untuk saya dari
dokumen itu, bahwa Operasi Mapenduma yang mendapat apresiasi internasional pun
ternyata 'tanpa seijin' Pangab. Dokumen itu sekaligus memperjelas bahwa status
Prabowo adalah diberhentikan/dipensiunkan, bukan dipecat. Kapan lagi kalau
bukan di masa pilpres, dokumen2x rahasia menjadi milik publik? Kapan-kapan jadi
ingin menulis tentang Mapenduma yang militer US, Inggris, dan Belanda pun tidak
berani. Dengan doa para Kyai, Prabowo berani mengambil keputusan penting
menerjang bahaya dan menunjukkan kemampuan Kopassus. Begitu pernyataan Sidrotun naim

justify;line-height:normal">

justify;line-height:normal">Seingatku
Pak Habibie pernah bicara di acara kick Andy setelah buku catatan harian beliau
terbit, kalau tak salah begini "yg belum saya tulis ada di box saya, yg bu
Ainun tdk tahu isinya apa, tapi jika saya buka sekarang akan mengancam
indonesia. Samapai sekarang saya masih menunggu apa isi dokumen bapak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun