justify;line-height:normal">Pada
masa-masa pra-1998, Prabowo sudah menjalin kedekatan bukan hanya dengan
kelompok Islam modern (termasuk ICMI yang salah satu pelopornya adalah Bang
Imad, sedangkan Bapak saya ikut ICMI Cabang Solo), tetapi juga kalangan
tradisional, blusukan sudah dari dulu. Karena itulah, tidak heran kalau
sekarang para Kyai Sepuh lebih banyak yang ke Prabowo-Hatta, walaupun generasi
mudanya mungkin terpecah.
justify;line-height:normal">
justify;line-height:normal">Sebagaimana
kata Aa Gym, Yusuf Mansur, dan Arifin Ilham, pada saat ada satu jenderal yang
dikenal luas di kalangan aktivis Islam sebagai jenderal represif, hanya
Prabowo-lah jenderal yang 'pasang badan' untuk membendung. Karena itu, jangan
heran di 2014 pun, jenderal2x yang berseberangan adalah jenderal2x yg lebih
senior, karena Prabowo sesungguhnya 'mewakili' reformasi TNI-AD, lahirnya
'generasi baru' yang memberontak kepada generasi di atasnya. Mana yang lebih
'bener' di antara dua kelompok ini dalam membela rakyat, karena polarisasi
kembali terjadi di 2014, silahkan Anda pikirkan sendiri. Boleh jadi juga semua
cari 'untung' sendiri. Sekiranya militer pada 1998 itu satu komando, maka
kudeta menggulingkan BJH mungkin terjadi. Pada akhirnya, ada silver line yang
layak kita syukuri bahwa militer pecah. Yang penting Indonesia tidak pecah.
justify;line-height:normal">
justify;line-height:normal">Para
jenderal ini sudah mulai kalap, sampai-sampai surat keputusan DKP yang sifatnya
rahasia sekarang menjadi milik publik (asli atau abal-abal perlu diverifikasi).
Adanya dokumen (anggap 'asli') itu justru meyakinkan saya, bahwa Prabowo
beberapa kali harus 'improvisasi' karena strategi yang diusulkan justru
'dijegal'/tidak disetujui oleh Pangab. Yang paling mengagetkan untuk saya dari
dokumen itu, bahwa Operasi Mapenduma yang mendapat apresiasi internasional pun
ternyata 'tanpa seijin' Pangab. Dokumen itu sekaligus memperjelas bahwa status
Prabowo adalah diberhentikan/dipensiunkan, bukan dipecat. Kapan lagi kalau
bukan di masa pilpres, dokumen2x rahasia menjadi milik publik? Kapan-kapan jadi
ingin menulis tentang Mapenduma yang militer US, Inggris, dan Belanda pun tidak
berani. Dengan doa para Kyai, Prabowo berani mengambil keputusan penting
menerjang bahaya dan menunjukkan kemampuan Kopassus. Begitu pernyataan Sidrotun naim
justify;line-height:normal">
justify;line-height:normal">Seingatku
Pak Habibie pernah bicara di acara kick Andy setelah buku catatan harian beliau
terbit, kalau tak salah begini "yg belum saya tulis ada di box saya, yg bu
Ainun tdk tahu isinya apa, tapi jika saya buka sekarang akan mengancam
indonesia. Samapai sekarang saya masih menunggu apa isi dokumen bapak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H