Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi kepemudaan yang melakukan upaya kaderisasi dalam pembinaan kualitas insan yang memiliki kemampuan intelektual profesional yang tercerahkan, berkontribusi aktif dalam masyarakat dengan karakter yang merupakan cerminan nilai-nilai Islam yang berpegang pada Al-Qu'an dan Hadist yang diwudkan dengan implementasi dalam kehidupan sosialnya. Sehingga Islam dijadikan sebagai asas dalam pijakan organisasi.
Kiprah sejarah HMI dalam perjalanan kehidupan sosial dan kebangsaan tidak lepas dari konstribusi intelektual didalamnya. Kita bisa sebut dalam konteks pemikiran ideologis aktor utama kita adalah Nurcholis Majdid (Cak Nur).Â
Corak pemikiran keislaman Cak Nur, yang beliau tuangkan dalam Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP), menjadi rujukan dalam pembangunan ideologis di tubuh HMI. Sehingga ketokohan Cak Nur menjadi kritik oleh beberapa tokoh HMI karena ketergantungan kader HMI terhadap pemikirannya, sehingga muncul ide formulasi NDP HMI, yang kemudian ide tersebut menjadi upaya rekonstruksi teks NDP.
Sebagai ideologi yang menciptakan world view yang kokoh dan dinamis, NDP mestilah dikritisi. Tapi menurut hemat kami bukan memunculkan konteks NDP yang baru, karena kerangka NDP tulisan Cak Nur dibagun dengan nilai-nilai universilitas Islam dalam konteks iman, ilmu, dan amalnya yang menjadi hal yang realistis adanya. Yang mesti dikritisi adalah dalam analisis sosial kader yang melakukan revitalisasi terhadap nilai-nilai sosial yang dipahami dalam NDP.
Dengan demikian, semestinya kerangka pemikiran ini tidak usang, karena akan menjadi jawaban atas tuntutan bagi setiap Muslim menjadi intelektual tercerahkan, yang bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
*Sebagai Pengantar Diskusi di HMI Komisariat (p) FISIP UIN RF Cabang Palembang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H