"Nah nah ... mulai sombong lagi ... "
"Hahaha ... ok ok ... Orang Jepang tidak boleh ada yang sombong, karena ada Kaisar yang keturunan Dewa Matahari. Ok deh ... kita di sini sekarang tidak ada sombong-sombong lagi ya. Deal?"
"Deal ... " mereka pun tos ... plakkk.
"Momogi!!!" Tiba-tiba ada suara berteriak setengah lantang.
Kento dan Ginting saling berpandangan heran, lalu tengok kanan kiri mencari asal suara. Tidak ada yang mereka kenal atau orang yang menghampiri mereka. Sebagian besar orang di caf itu sibuk dengan gadget mereka. Suatu hal yang masih berlaku sejak dulu.
Tiba-tiba pundak mereka ditepuk dari belakang.
"Ini saya. Sen. Lakshya Sen. India!" seorang lelaki yang juga masih tegap dan gagah. Sen pemain badminton India yang lebih muda dari Ginting dan Kento. Tapi, rambutnya sama dengan Mamogi memutih keperakan. Tapi kulit wajah mereka bertiga masih kencang di usia 70-an. Mungkin karena mereka masih rajin berolahraga.
"Waahhh ... Seenn ... " kata Ginting sambil menyambut uluran tangan Sen untuk bersalaman dan saling berpelukan.
"Aahh Seenn .. India .. yang mengalahkan Ginting di final Thomas Cup 2022!" ujar Kento juga sambil menyambut tangan Sen.
"Ah sudahlah!" kata Sen. "Itu memang keberuntungan kami. Kami on fire merebut Piala Thomas saat itu."
"Nah ini ... begini dong pemain top ... merendah. Gak kayak kamu sombong melulu ... haha ... " kata Ginting. Tawa mereka pun memecahkan keheningan caf yang dingin siang itu.