Orang-orang di sekitar bandara yang terletak di Timur Kalimantan itu tidak menggubris kehebohan dua kakek berusia 70-an tahun itu. Ginting sudah memasuki usia 75 tahun dan Kento 77 tahun. Apa yang menarik dari kehadiran mereka?
Bagi orang lain memang pertemuan mereka tidak ada yang menarik. Tapi, hari itu, 14 Mei 2072, mereka sengaja ingin berjumpa lagi untuk mengingat 50 tahun pertandingan mereka pada perhelatan Thomas Cup 2022 di Bangkok, Thailand, pada tanggal yang sama.
Ibukota Indonesia sudah tidak di Jakarta lagi. Kento sengaja terbang dari Tokyo. Lelaki yang masih berpostur tegap itu minta Ginting datang ke Bandara Nusantara dari kediamannya di Bandung. Dari Nusantara, mereka akan menuju Medan, Sumatra Utara.Â
"Hari ini 50 tahun yang lalu ya di Bangkok," kenang Ginting. "Saya ngalahin kamu! Hahahaha ... "
"Haha ... sekarang kamu yang sombong. Sebenarnya waktu itu saya sudah semangat tuh karena kamu kalah terus pada tiga pertandingan sebelumnya," Kento juga mengenang kejadian 50 tahun lalu itu. "Eee ... trus kamu kok bisa menang lawan si Jipeng dari Cina itu. Kacau mood saya waktu itu!"
Sambil mengenang laga Thomas Cup 2022 mereka berjalan menuju salah-satu caf di bandara itu untuk menunggu penerbangan pesawat ke Medan.
"Selamat datang, Mr. Kento Momota, Bapak Anthoni Sinisuka Ginting!"
Ada suara menyambut di caf tempat mereka baru saja melangkah masuk.
"Mereka masih mengenal kita?" tanya Kento.
"Bukkaann ... itu IoT. Semua tempat resto dan caf di sini sudah dilengkapi sensor AI. Jadi wajah kita sudah terdeteksi di tempat ini. Bahkan di bandara ini," jelas Ginting bangga sambil duduk di suatu sudut caf yang dekat kaca jendela menghadap landasan. Tempat favorit para pengunjung caf sehingga bisa melihat pesawat take off dan landing.
"Wah ... kerreenn. Tapi di Jepang, teknologi ini sudah lama sih," Kento menimpali dengan wajah yang cool.