Mohon tunggu...
Arif Setiyanto
Arif Setiyanto Mohon Tunggu... -

State University of Jakarta 2009 | writer| mimpi tinggi, cerita panjang, khayalan luas, harapan terbentang | kamu adalah apa yang kamu keluarkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Malam

19 Maret 2014   20:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Iya kan!”, lanjutmu.

“Enggak!”

“Lalu? Kenapa kamu nggak mau mengantarku sampai rumah?”

“Gimana mau sampai rumah, masak aku harus mengantar bidadari ke khayangan!”

“GOMBALLLLL!”

“Anis kira Enggar beda dengan cowok sekolah lainnya. Sama aja!”

Kita tertawa bersama. Namun, segera kau tutup dengan tangan kananmu. Aku merasa menang telak, misiku berhasil tanpa cacat, dia tak marah, bahkan menemaniku tertawa.

Mulai dari itu kita kian akrab. Sehingga aku tahu keadaan keluargamu. Ayahmu seorang angkatan TNI yang sering pindah tempat. Dan kontrak di desa ini hanyalah empat bulan. Cukup singkat untuk menjabarkan cintaku yang abstrak dan absurd ini.

3

Dan sudah dua belas purnama aku habiskan. Aku sudah lulus SMA, Nis. Bagaimana denganmu. Sebenarnya kau ingin kususul, tapi terlalu bodoh aku untuk menjawab balasan batinku, memangnya siapa yang tahu tempat tinggalmu sekarang. Di desakah, atau di kota. Atau jangan-jangan desa seberang yang hanya berbatas bentangan Waduk Gajah Mungkur. Entahlah.

Seperti biasa, di sekolah kau hanya mengenal aku dan Pak Sarmin, pemilik kantin paling ujung dekat kelas kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun