Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Main bola

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori empati dari martin Hoffman

17 Januari 2025   15:08 Diperbarui: 17 Januari 2025   15:08 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori empati yang dikembangkan oleh Martin Hoffman adalah teori psikologi yang menjelaskan perkembangan empati pada manusia. Empati, menurut Hoffman, adalah kemampuan untuk merasakan emosi orang lain dan menempatkan diri dalam situasi mereka. Teori ini berfokus pada bagaimana empati berkembang secara bertahap sepanjang kehidupan individu, mulai dari bayi hingga dewasa.

Tahapan Perkembangan Empati Menurut Martin Hoffman

Hoffman mengidentifikasi empat tahapan perkembangan empati yang didasarkan pada kematangan kognitif dan emosional:

1. Empati Global (0-1 tahun):

Pada tahap ini, bayi merespons emosi orang lain tanpa memahami perbedaan antara dirinya dan orang lain.

Contoh: Ketika bayi melihat bayi lain menangis, ia mungkin ikut menangis karena merasakan ketidaknyamanan yang serupa.

2. Empati Egosentris (1-2 tahun):

Anak mulai menyadari bahwa orang lain adalah individu yang terpisah, tetapi masih sulit memahami perspektif mereka.

Contoh: Anak mencoba menenangkan orang lain yang sedih dengan memberikan benda yang ia sukai, seperti mainan favoritnya.

3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2-7 tahun):

Anak mulai memahami bahwa emosi orang lain mungkin berbeda dari emosi mereka sendiri. Mereka dapat merasakan empati dengan lebih mendalam terhadap perasaan spesifik yang dirasakan oleh orang lain.

Contoh: Anak dapat merasa sedih ketika melihat seseorang yang terluka atau menangis, bahkan jika situasi itu tidak melibatkan dirinya langsung.

4. Empati Berbasis Prinsip (7 tahun ke atas):

Empati menjadi lebih abstrak dan berbasis nilai moral. Individu mampu memahami penderitaan orang lain secara luas, bahkan terhadap kelompok besar atau situasi yang tidak langsung ia alami.

Contoh: Remaja atau orang dewasa merasa terdorong untuk membantu korban bencana alam meskipun mereka tidak mengenal korban secara pribadi.

Proses Empati Menurut Hoffman

Hoffman juga mengidentifikasi mekanisme psikologis yang mendukung perkembangan empati, yaitu:

1. Empati Primordial: Respon otomatis terhadap emosi orang lain, seperti bayi yang ikut menangis.

2. Peran Imajinasi: Kemampuan untuk membayangkan diri dalam posisi orang lain.

3. Pengaruh Moral dan Sosial: Norma dan nilai sosial yang membantu memperkuat rasa empati.

Aplikasi Teori Empati Hoffman

1. Pendidikan Karakter:

Teori ini digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai empati pada anak-anak melalui kegiatan seperti kerja sama, role-playing, dan pembelajaran berbasis proyek.

2. Psikoterapi dan Konseling:

Dalam terapi, empati adalah alat penting untuk membantu klien merasa dipahami dan didukung.

3. Pemberdayaan Sosial:

Memahami empati dapat mendorong tindakan sosial yang positif, seperti filantropi atau advokasi untuk kelompok yang kurang beruntung.

Hoffman menekankan bahwa empati tidak hanya bersifat bawaan tetapi juga dapat dipupuk melalui pengalaman, interaksi sosial, dan pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun