Dia adalah kekasih bagi hampir semua temannya. ringan tangan, murah senyum, ramah. dan suka memberi gorengan pada teman-temannya.
Orang baik kadang memang berumur pendek. Pendek usianya, panjang cerita dan kenangan baiknya. Halus tutur katanya jadi panutan bagi teman-teman sepeninggalnya.
Tak ada cerita, jika tersebut nama Bagas. Maka hanya air mata yang mampu mengalir setelahnya.
Sejak senja, sejak batal acara khataman Al Quran di rumah, sejak orang-orang histris menyaksikan pemandangan yang mengenaskan di tengah lapangan. Tak ada tangis yang tak terdengar. Tak ada pilu yang tak tersebar. Kesedihan sungguh kesedihan.
Hingga selesai proses pemakaman, tetap saja seluruh mata menatap bayangan Bagas dengan semua kemuliaan budi pekertinya. Keluhuran hatinya.
####
Sepulu tahun telah berlalu, lapangan sepak bola masih terhampat seperti biasa. Banyak Bagas-Bagas baru yang menggantikannya. Namun, jika mengenang Bagas di kala senja, sayatan kejadiannya lebih perih dari sayatan sembilu.
Tentu saja tak seorang pun berharap meninggal dengan cara disambar petir. Setiap kali berdiri di lapangan ini. Setiap kali langit mendung, setiap hujan turun hanya Bagas yang ada di kepala dengan segala peristiwa pilu sampai ke ujung tengah dada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H