Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Misteri Ular di Mulut Ikan Gabus dan Betapa Takutnya Saya terhadap Ular

30 Januari 2021   00:49 Diperbarui: 30 Januari 2021   05:51 3922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trauma berada berhadapan ular tersebut hingga kini masih tersisa.

*****

Setelah kembali bertugas di tempat yang dengan dengan rumah, aktifitas mancing pun tetap saya lalukan. Kegiatan mancing di sungai memang jarang. Masih teringat peristiwa itu. Pun begitu jika pas kebetulan mancing di sungai pasti lebih sering menoleh ke atas dan ke belakang dari pada mengawasi jorang pancing.

Pada suatu ketika, saat itu memang sedang hari libur. Jadi aktifitas mancing bisa dilakukan pagi hari. Kebetulan yang dipancing ikan gabus (snakehead). Tempatnya di areal persawahan yang belum digarap.

Biasanya di rerumputan air yang tebal itulah ikan gabus bersembunyi. Menanti ada katak, tikus, burung, atau apa saja binatang yang biasa ia dapatkan. Ikan gabus di tempat begini biasanya besar-besar.

Menjelang siang setelah sejak pagi melempar joran panjang ke arah rerumputan itu berkali-kali tak ada sambaran ikan. Padahal saya yakin di tempat itu ada ikan gabus besar.

Teknik mancing yang saya gunakan adalah teknik joran panjang. Caranya umpat anak katak dikaitkan ke mata pancing, kemudia digerak-gerakkan seolah katak tersebut berengan. Jadi setelah lintasan berenangnya, umpan diangkat dan dilempar lagi. Begitulah seterusnya.

Dengan keyakinan penuh, suatu saat ikan gabus tersebut akan menyambar umpan maka lempar demi lemparan saya lakukan dengan penuh kesabaran. Entah sudah berapa ratus kali lemparam itu saya lakukan. Ketika capek, berhenti sejenak lalu lempar lagi.

Setelah sekian jam, kalau tidak salah sekitar tiga jam berdiri di tanah berair sedalam lutut terasa juga lelahnya. Namun kelelahan berbuah manis!

Begitu sedikit lengah, umpan disambar ikan! Saya kaget melihat gelombang bekas sambaran. Jika sambarannya seperti itu memang yang menyambar pasti ikan sangat besar. Katanya jika disambar ikan besar biarkan dulu hingga umpan benar-benar ditelan. Dan saya lakukan!

Saat saya sudah benar-benar yakin umpan sudah ditelan, maka joran saya senda kuat-kuat. Dan, berat! Ikan tidak terangkat. Maka joran saya rebahkan. Senar saya tarik kuat-kuat, agar ikan mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun