"Hussssssst...." ular membalas.
Sampai kalau tidak salah tiga kali usiran itu saya lakukan. Ular tidak bergerak dan saya pun tidak bergerak.
Begitu melihat leher ular itu bergelinjang seperti akan melakukan gerakan. Entah dapat kekuatan dan ide dari mana, Â saya membalikkan badan dan meloncat ke arah hulu sungai. Dengan loncatan sekuat tenaga. Kemudian terus saja saya berenang ke tepian di arah hulunya.
Begitu sampai di tebing, saya menoleh ke belakang. Saya lihat ekornya mengarah ke hilir sungai.
Saat itulah gemetara seluruh badan. Basah kuyup terendam tak berasa lagi. Sambil menggigil ketakutan, saya naik ke daratan. Dan mendatangi arah berlarinya ular tadi. Soalnya perlengkapan mancing masih tertinggal di sana.
Dengan ranting kayu besar dan panjang saya datangi ular tersebut. Sekaligus memastikan bahwa ular itu menjauh.
Ternyata ularnya lari menyeberang sungai. Saya awasi terus hingga hilang masuk ke dalam semak belukar. Barulah saya turun mengambil peralatan pancing, masih dalam kondisi gemetar.
Setiba di tempat di mana alat pancing tertinggal itulah seluruh kekuatan habis terkuras. Lunglai saya duduk di tempat itu, sambil mata tak lepas-lepasnya menatap seberang sungai dimana sungai tadi lari.
Sungguh! Terdengar jelas gerakan pasir dan dedauan di tanah tempat ular itu merayap. Saya bergidik berkali-kali, hingga tak terhitung lagi. Hampir setengah jam berikutnya baru bisa tenang dan berdiri lagi. Saya pun pulang dalam keadaan gontai. Seluruh pakaian masih basah.
Saking kuatnya meloncat ke arah sungai tadi baru terasa kalau telapak kaki saya perih. Setelah saya amati ternyata terkelupas. Jalan pulang pun dalam keadaan jinjit belakang (menggunakan tumit). Meringis menahan perih.
Beruntungnya saya tidak banyak bergerak ketika tepat berada di hadapan ular itu. Mematung yang saya lakukan ternyata menyelamatkan saya. Saya tau itu ketika nonton film american ninja kids.