Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekolah Tua Ini Saya Kira Berhantu....

20 Januari 2021   22:35 Diperbarui: 20 Januari 2021   22:52 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara obrolan SSB tiba-tiba berhenti. Teman ngobrol seakan mati. Hanya suara seperti angin saja. Berulangkali cannel SSB saya pindah. Tetap sama, tidak ada suara. Jangan-jangan kabel antena putus. Saya pun menaiki meja menuju antena router tak jauh dari tempat saya duduk.

Entah karena takut yang sengaja saya berani-beranikan. Atau rasa takut di alam bawah sadar yang sudah terpatri sejak kecil karena sering ditakuti oleh orangtua, atau teman-teman. Tetap saja bulu kuduk tegak sembilan puluh derajat. Tengkuk merasa dingin banget.

Antena router pun saya periksa. Tak ada tanda-tanda label lepas. Suara SSB tetap seperti tiupan angin berdesis. Hampir setengah jam SSB itu saya otak-atik namun tak berhasil.

Karena tidak menunjukkan akan ada perbaikan, saya pikir mungkin signal dari pusatnya sedang terganggu. Maka saya pun memutuskan pulang. Kemudian mesin SSB saya matikan.

Begitu listrik yang mengarah ke SSB saya lepaskan tiba-tiba terdengar suara di balik pintu tepat di mana nanti saya menuju pulang.

Padahal lampu ruang menyala. Ini suara apa? Gemetar tak terkira. Saya terjebak tidak ada jalan keluar lainnya. Masak harus meloncat lewat jendela!

Suara auman keras! Setengah mengaum, setengah merintih. Aduhai. Saat menceritakan ini bulu kuduk saya benar-benar berdiri. Jika ingat perirtiwa itu, pasti bergidik sendiri.

Bau bangkai menyengat tiba-tiba datang lagi. Saya belum sempat berpikir normal. Suara dan bau datang bersamaan. Lutut rasanya lemas. Tak kuasa melangkah. Mau lari menerjang pintu, jangan-jangan ada seseorang yang memiliki wajah dan bertaring. Mata menyala dengan air luar berbau bangkai. Aduhai....

Mau minta tolong ke mana minta tolong? Tanpa saya sadar mulut komat kamit membaca ayak kursi. Suara dan bau tak juga pergi.

Keringat dingin mengucur. Saya harus bagaimana? Berteriak kencang? Siapa juga yang akan mendengar? Ruang kantor jauh dari penginapan siswa dan guru. Minta tolong ke masyarakat sekitar? Boro-boro! Lahan sekolah saja satu herktar luasnya. Kantor ada di tengah-tengahnya.

Harusnya ada senjata tajam untuk tindakan membela diri, jika sesuatu terjadi. Di kantor mana ada pisau atau parang. Yang ada paling penggars. Maka penggaris saya ambil. Sambil saya pukul-pukulkan ke meja di dekat saya. Siapa tau suara dan baunya ilang. Tapi teta bau menyengat dan suara mengaum makin nyaring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun