Mestinya kendaraan listrik nasional itu sudah diproduksi lokal dengan tingkat TKDN tertentu, studi dan pengembangannya dilakukan di Indonesia, atau ada pertimbangan lainnya. Seperti misalnya Toyota Indonesia yang sudah memproduksi dua mobil listrik berteknologi hybrid atau hibrida yaitu Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid dengan melibatkan banyak pemasok lokal hingga mencapai TKDN di atas 70 persen.
Peta jalan ini menguraikan langkah-langkah penting dalam pengembangan komponen vital seperti baterai, motor listrik, dan konverter dalam upaya menciptakan kendaraan listrik yang lebih efisien.
Pemerintahan Prabowo juga perlu menyempurnakan kebijakan pemerintah sebelumnya yang menerapkan dua kebijakan utama untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik.
Pertama, dengan memberikan bantuan pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda dua yang memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri minimal 40 persen. Kedua, memberikan diskon PPN DTP sebesar 5%-10% untuk KBLBB roda empat dan bus listrik, tergantung kandungan lokal.
Menteri Perindustrian pemerintahan baru perlu memperbaiki strategi dan tahapan produksi baterai kendaraan listrik, antara lain Indonesia Battery Corporation (IBC), sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan penting dalam ekosistem Battery Electric Vehicle (BEV) dan EV di bidang kendaraan listrik Indonesia.
Pemerintahan Prabowo perlu memperhatikan kondisi kendaraan listrik di Tiongkok yang mulai bermasalah. Bahkan China State Planner atau Lembaga Perencanaan Pemerintahan Tiongkok menyatakan kelebihan pasokan mobil listrik membuat perang harga semakin sengit di antara produsen mobil listrik dan hibrida plug-in (PHEV) tahun ini.
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) memperkirakan lebih dari 110 model kendaraan energi baru dari total 150 mobil baru bakal diluncurkan tahun ini, sehingga meningkatkan persaingan.
NDRC juga memperkirakan permintaan pasar untuk kendaraan energi baru, termasuk kendaraan listrik dan hibrida plug-in, akan tumbuh 2,1 juta unit tahun ini. Namun para pabrikan juga bakal makin masif meluncurkan line up kendaraan mobilnya.
Penjualan mobil di Tiongkok pada tahun lalu mencakup 30,09 juta penjualan kendaraan. Hampir sepertiga yakni 31% atau 9,49 juta kendaraan merupakan mobil listrik. Jenis plug-in hybrid (PHEV) naik 85% menjadi 2,80 juta unit, sedangkan battery electric vehicle (BEV) naik 25% menjadi 6,68 juta unit.
Peraturan Presiden (Perpres) tentang percepatan pengembangan kendaraan bermotor listrik (KBL) perlu direvisi. Jangan hanya memberi karpet merah terhadap pabrikan asing untuk sekedar merakit produknya di Indonesia. Padahal perpres itu telah memberikan berbagai insentif dan kemudahan.
Prabowo perlu mendengar dengan seksama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Perlu elaborasi lebih lanjut tentang target perpres. Perlu membuat mobil listrik nasional dengan platform beragam yang selama ini risetnya sudah dilakukan oleh anggota Gaikindo dan perguruan tinggi.