Perhatian Kepala Daerah setingkat provinsi tersebut benar-benar dibuktikan. Setelah menyaring masukan dan mengatur agenda, pertengahan tahun ini Sultan HB X kembali menyusuri Mangunan. Kehadirannya untuk mengecek sejauh mana pemanfaatan bantuan yang diberikannya kepada masyarakat desa. Â
Puncak Becici, Bukit Panguk, Sendang Mangunan, Homestay, thiwul (salah satu kuliner tradisional), dan berbagai atraksi serta elemen-elemen turunan pariwisata berkembang di Mangunan. Kawasan hutan Dlingo yang dulu tampak rungkut (rimbun) dan cenderung wingit (angker), kini berubah menjadi energi penggerak perekonomian masyarakat.Â
Hal-hal story behind the ceremony yang meneduhkan seperti ini seharusnya menjadi isu menarik ditengah tumpukan SPJ maupun cibiran negatif tentang beberapa kasus yang dilakukan oleh oknum plat merah.Â
Sementara itu, pekerjaan rumah pemerintah masih banyak. Monitoring secara berkala dan terus kreatif dalam mendampingi serta menjadi fasilitator masyarakat harus terus dilakukan, bukan hanya sekadar menyerap anggaran. Tim public engagement juga seyogyanya ekstra rajin mengulas kerja-kerja nyata yang dilakukan oleh pemerintah agar masyarakat mengetahui apa yang sedang diupayakan pemerintah.
Lebih-lebih di Jogja, kekuatan komunal begitu kuat terasa. Jika komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat berjalan lebih baik, gayeng, dan guyub, sangat mungkin masyarakat akan ikut berpartisipasi menyukseskan program-program yang dijalankan pemerintah. Bagaimana pun juga, kolaborasi yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat menjadi prestasi sekaligus kebanggaan tersendiri bagi para pelayan-pelayan negeri.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI