Dengan terburu-buru kami melangkah beberapa meter dari tempat parkir dan WOW! tampak gundukan perbukitan Dlingo tersibak di balik pepohonan. Halimun tipis menyerupai kapas lamat-lamat menyelimuti perbukitan. Mereka berjejer, berarak-arak pelan ditarik hembusan sang bayu.
Kamera segera saya arahkan ke semua sisi, seakan menyapu apa yang ada di depan kami. Berikutnya dalam hitungan menit, cahaya kuning merekah dari ufuk timur. Itu dia! Sunrise dari Bukit Panguk telah tiba!
“Indaaah!”, dia berseru seraya mengeluarkan smartphone.
“Mau ngeksis, bro?” tanyaku.
“Iya dong! Teman-teman pasti penasaran dengan tempat seindah ini. Mau saya upload di social media, Mas”, katanya kegirangan.
“Iya tapi ditambahi pesan ya. Kalau mengunjungi tempat secantik Bukit Panguk tetap dijaga kebersihan dan kelestariannya”.
“Siap bos!”
“Berapa, Mas?” saya menanyakan ongkos parkir.
“Nanti bayar saja seikhlasnya di kotak yang tersedia Mas”, jawabnya seraya menunjuk pintu keluar.