Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

4G Story: Keblasuk di Bukit Panguk

27 Juni 2016   10:38 Diperbarui: 27 Juni 2016   10:45 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dukungan 4G membuat saya keblasuk di Bukit Panguk (dok. pribadi)

Dengan terburu-buru kami melangkah beberapa meter dari tempat parkir dan WOW! tampak gundukan perbukitan Dlingo tersibak di balik pepohonan. Halimun tipis menyerupai kapas lamat-lamat menyelimuti perbukitan. Mereka berjejer, berarak-arak pelan ditarik hembusan sang bayu.

Kamera segera saya arahkan ke semua sisi, seakan menyapu apa yang ada di depan kami. Berikutnya dalam hitungan menit, cahaya kuning merekah dari ufuk timur. Itu dia! Sunrise dari Bukit Panguk telah tiba!

Sunrise merekah di Bukit Panguk, Dlingo (dok. pribadi)
Sunrise merekah di Bukit Panguk, Dlingo (dok. pribadi)
Kehadiran sunrise di depan mata seakan membuat perjalanan puluhan kilometer melintasi tanjakan, tikungan, dan jalan terjal akhirnya terbayar tuntas. Sambil terus berdecak kagum, kami mengucap syukur dan mengagungkan Sang Penguasa dan Pengendali alam raya atas nikmat serta karunia-Nya. Sepupu saya pun tampak sumringah menyaksikan pertunjukan alam di depannya. 

“Indaaah!”, dia berseru seraya mengeluarkan smartphone.

“Mau ngeksis, bro?” tanyaku.

“Iya dong! Teman-teman pasti penasaran dengan tempat seindah ini. Mau saya upload di social media, Mas”, katanya kegirangan.

“Iya tapi ditambahi pesan ya. Kalau mengunjungi tempat secantik Bukit Panguk tetap dijaga kebersihan dan kelestariannya”.

“Siap bos!” 

Adik sepupu dengan cekatan mengabadikan pertunjukan alam (dok. pribadi)
Adik sepupu dengan cekatan mengabadikan pertunjukan alam (dok. pribadi)
Seru-seruan di waktu pagi di Bukit Panguk (dok. pribadi)
Seru-seruan di waktu pagi di Bukit Panguk (dok. pribadi)
Halimun lamat-lamat menyelimuti perbukitan, sementara Kali Oyo di bawahnya mengalir dengan tenang (dok. pribadi)
Halimun lamat-lamat menyelimuti perbukitan, sementara Kali Oyo di bawahnya mengalir dengan tenang (dok. pribadi)
Matahari kian meninggi menghangatkan bumi (dok. pribadi)
Matahari kian meninggi menghangatkan bumi (dok. pribadi)
Setelah puas mengabadikan berbagai keseruan alam, kami segera beranjak ke arah parkir kendaraan. Dengan cekatan, seorang warga yang menjaga parkir membantu mengeluarkan kendaraan kami. 

“Berapa, Mas?” saya menanyakan ongkos parkir. 

“Nanti bayar saja seikhlasnya di kotak yang tersedia Mas”, jawabnya seraya menunjuk pintu keluar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun