Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Money

Berani dan Mantapkan Diri Menerapkan Less Cash Society

29 Mei 2015   08:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Target spesifik untuk menaikkan nilai transaksi non tunai lainnya ada pada kaum hawa. APJII mengutarakan bahwa sebuah fakta baru tentang profil pengguna internet di Indonesia muncul saat jumlah wanita yang menggunakan internet lebih unggul dibanding pengguna pria (wanita 51% sedangkan pria hanya 49%).

Kaum hawa yang identik dengan urusan keuangan dan belanja sangat potensial dibidik agar lebih banyak menggunakan alat pembayaran non tunai baik saat belanja secara langsung maupun secara online. Aktivitas belanja menggunakan alat pembayaran non tunai relatif sesuai dengan gaya hidup mereka di era kekinian yang senang bertransaksi melalui online shop. Sesuai data APJII, pengguna internet yang memanfaatkan untuk online shop telah tumbuh dari 5% menjadi 11%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan terhadap transaksi online semakin baik. Maka integrasi antara online shop dengan beragam instrumen non tunai sebaiknya bisa dilakukan semudah mungkin tanpa menghilangkan unsur kehati-hatian dalam proses perijinan. 

Kerjasama dengan penyedia jasa internet dan provider telekomunikasi

Teknologi yang mumpuni seakan menjadi tulang punggung (backbone) transaksi non tunai. Pekerjaan rumah kita sekarang bukan hanya melakukan pemerataan akses internet ke seluruh penjuru Indonesia, namun internet yang telah tersedia juga diharapkan lebih stabil. Untuk itu, BI dan otoritas lainnya sebaiknya mulai mengintensifkan kerjasama dengan penyedia jasa internet dan provider telekomunikasi agar beragam instrumen non tunai yang telah tersedia berjalan maksimal.

Penguatan perbankan dan sistem keuangan

Perbankan yang sehat dan sistem keuangan yang tangguh akan membuat kepercayaan (trust) masyarakat semakin meningkat. Kondisi ini kemudian menjadi dasar saat masyarakat akan bertransaksi secara non tunai karena rasa khawatir fraud semakin berkurang.

Selain itu, perbankan juga perlu belanja teknologi untuk menyediakan layanan non tunai yang lebih baik. Hal ini berarti memerlukan bank-bank yang powerful dalam menghadapi tantangan-tantangan saat transaksi non tunai semakin ramai. 

Penambahan merchant dan masif melakukan sosialisasi kreatif

Rasanya tepat jika BI memilih kata ‘gerakan’ dalam menyebarluaskan transaksi non tunai. Namun, BI juga harus konsisten dengan mengimbanginya melalui kebijakan yang mendorong penerbit alat pembayaran non tunai melakukan penambahan merchant, EDC, dan segala infrastruktur yang memuluskan penerapan LCS. BI diharapkan lebih massive lagi melakukan pengarahan pada berbagai lini bisnis agar lebih gencar memberikan insentif (entah dalam bentuk promo, diskon, dan lainnya) yang mengajak masyarakat semakin tertarik melakukan transaksi non tunai.

Selain itu, sosialisasi GNNT juga perlu lebih sering didengungkan dengan beragam kreatifitas. Berbagai kegiatan secara offline maupun online bisa digagas. Sebagai salah satu referensi, dalam memantapkan gerakan LCS Swedia didukung oleh Bjoern Ulvaeus—Vokalis ABBA, bahkan mereka pernah membuat festival less-cash dalam mengampanyekan transaksi non-tunai. Indonesia bisa mengadopsi langkah-langkah tersebut dengan menyesuaikan konteks dan karakter yang ada di negeri ini. Selain dengan duta non-tunai dan pendekatan terhadap komunitas-komunitas,  kerjasama dengan entitas usaha lokal mungkin bisa digagas untuk meningkatkan pemahaman tentang transaksi non-tunai. [caption id="attachment_368269" align="aligncenter" width="650" caption="Salah satu warung susu di Jogja yang sedang hits sudah menyediakan fasilitas non-tunai, sekaligus memberikan diskon bagi pengguna e-money (dok. pribadi)"]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun