[caption id="attachment_306814" align="aligncenter" width="640" caption="Jalan raya Kalibawang-Magelang (dok. pribadi)"]
Jalan yang saya lalui mulai bergelombang karena kontur tanah yang cenderung kurang stabil. Â Di sebelah kanan jalan lamat-lamat derasnya sungai Progo sering menyembul di antara ranting-ranting pohon . Setelah Desa Bigaran, saya melintasi Desa Sambeng, masih Kecamatan Borobudur. Desa ini termasuk penghasil durian, kalau pas musimnya, jangan sia-siakan menikmati durian yang matang langsung dari pohonnya.
Berikutnya, saya telah sampai di Desa Candirejo, salah satu desa wisata di Kecamatan Borobudur. Candirejo menjadi desa yang relatif sudah siap menjadi desa wisata. Ketersediaan homestay, kegiatan kesenian, paket wisata, maupun atraksi wisata sudah tersedia dengan apik di sini.
Selanjutnya saya melewati rumah-rumah dengan arsitektur Jawa klasik yang masih terawat baik. Ternyata saya telah sampai di Desa Wanurejo. Beberapa cerita menyebutkan bahwa Wanurejo adalah salah satu desa tua di sekitar Candi Borobudur. Desa yang berbatasan langsung dengan Desa Borobudur ini sudah relatif banyak aktivitas kesenian dan kerajinannya. Beberapa galeri telah dibangun. Kemudian berbagai kerajinan mulai dari kerajinan kayu, bambu, batik, fiber, dan sebagainya juga bisa ditemui di beberapa titik di Wanurejo.
[caption id="attachment_306815" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu galeri seni di Wanurejo (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_306816" align="aligncenter" width="640" caption="Kerajinan dari Desa Wanurejo, Borobudur (dok. pribadi)"]
Menelusuplah ke penjuru-penjuru dusun di Desa Wanurejo, berbagai pemandangan alam dan aktivitas masyarakatnya sangat menarik diamati. Salah satu spot yang berhasil saya abadikan adalah view Candi Borobudur dari pematang sawah yang saya lintasi di Wanurejo.
[caption id="attachment_306817" align="aligncenter" width="640" caption="View Candi Borobudur dari Desa Wanurejo (dok. pribadi)"]
Setelah saya rasakan, ternyata trip ala ndeso ini lebih mengasyikkan. Karena saya tidak hanya berambisi untuk segera menikmati destinasi wisata utamanya saja, melainkan menikmati pemandangan, interaksi, maupun apa saja yang ditemui sepanjang perjalanan yang dilalui. Saya juga bisa merefleksikan keramahan setiap warga yang ditemui, dan itu asik.
Sekian dulu catatan nelusup saya. Nanti dilanjut lagi nggih. Â Semoga bermanfaat.
Klik tulisan lainnya:
Penting Ga Sih Label World Heritage Bagi Indonesia?
Menikmati Kupat Tahu Terlezat di Markasnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H