Tanaman ini bergantung pada musim hujan untuk mendapatkan cukup air dan nutrisi dari tanah (Syamsuri & Nurdiana, 2020). Ketika curah hujan tidak menentu akibat perubahan iklim, persebaran alami tanaman ini pun terancam.Â
Perubahan iklim yang terjadi secara global telah berdampak pada pola cuaca lokal di Banten, yang berpotensi menghambat persebaran Vatica bantamensis. Peningkatan suhu global dan ketidakpastian musim hujan telah menciptakan kondisi lingkungan yang kurang stabil, mengganggu pola tumbuh dan menyebarnya spesies ini.Â
Curah hujan yang berlebihan atau musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan perubahan pada tingkat kelembapan tanah, yang secara langsung mempengaruhi perkembangan akar dan penyerapan nutrisi oleh tanaman ini (Purwaningsih, 2021). Selain itu, perubahan pola cuaca menyebabkan potensi banjir pada musim hujan yang ekstrem, sehingga memperbesar risiko kematian bibit muda Vatica bantamensis yang sensitif terhadap genangan air.
Fluktuasi iklim juga berdampak pada ekosistem tempat Vatica bantamensis tumbuh. Kenaikan suhu dan perubahan kelembapan dapat memengaruhi interaksi antara tanaman ini dengan organisme lain di sekitarnya, seperti penyerbuk alami dan mikroorganisme tanah.Â
Gangguan pada ekosistem ini menyebabkan ketidakmampuan tanaman untuk berkembang secara alami, karena penyerbukan dan proses regenerasi terganggu. Selain itu, hutan tempat spesies ini tumbuh mulai terfragmentasi akibat penggundulan hutan dan konversi lahan, yang diperparah dengan ketidakpastian iklim.Â
Hal ini membatasi ruang gerak Vatica bantamensis untuk berkembang biak dan menyebar, sehingga memperkecil peluangnya untuk mempertahankan keberlanjutan populasi di alam liar (Ministry of Environment and Forestry, 2019). Kondisi iklim yang tidak menentu juga meningkatkan risiko tanaman Vatica bantamensis terhadap serangan hama dan penyakit.Â
Peningkatan suhu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi beberapa jenis hama dan patogen yang sebelumnya kurang aktif. Hal ini mengancam keberlangsungan hidup tanaman yang sudah terancam oleh habitat yang semakin terbatas.Â
Ketika populasi Vatica bantamensis menyusut, kemampuan tanaman ini untuk menyebar ke area baru dan mempertahankan persebarannya di alam pun ikut berkurang. Jika perubahan iklim dan faktor lingkungan tidak segera ditangani, besar kemungkinan spesies ini akan menghadapi risiko kepunahan di masa depan (Widiarti dkk., 2022).
Pengaruh Variabilitas Iklim terhadap persebaran Vatica bantamensis
Variabilitas iklim yang disebabkan oleh fenomena El Nio-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan dan pertumbuhan tanaman Vatica bantamensis di Banten. ENSO dan IOD memengaruhi pola cuaca di wilayah Indonesia, termasuk curah hujan, suhu, dan kelembapan yang sangat dibutuhkan oleh tanaman hutan tropis seperti Vatica bantamensis.Â
Saat El Nio terjadi, biasanya akan ada pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Banten. Kondisi ini dapat memicu kekeringan yang berdampak negatif pada tanaman Vatica bantamensis, yang bergantung pada tingkat kelembapan tanah yang tinggi untuk proses fotosintesis dan pertumbuhan optimal (Hidayat & Andiani, 2019).Â