"Sekarang aku mengerti, seseorang memiliki harta secukupnya untuk digunakan dirinya saja itu sudah cukup. Mengejar kekayaan tanpa batas itu bagaikan monster yang mengerikan".
"Tuhan memberi kita organ-organ perasa, agar kita bisa merasakan cinta kasih yang terpendam dalam hati kita yang paling dalam. Tapi bukan kegembiraan yang dating dari kehidupan mewah-itu hanya ilusi saja".
"Kita berjalan di jalan kehidupan ini. Dengan jalannya waktu, suatu saat akan sampai tujuan. Bagaikan panggung pentaspun, tirai panggung akan tertutup, pentas telah berakhir".
"Yang patut kita hargai dan sayangkan adalah hubungan kasih antar keluarga, cinta akan suami-istri dan juga kasih persahabatan antar teman".
Pesan moral yang disampaikan oleh Steve Jobs sebelum beliau menutup mata selamanya paling tidak memberikan harapan-harapan baru pada sesi kehidupan kita bahwa harapan akan bertemu dalam wujud baik dalam keadaan baik ataupun kondisi yang tak kita harapkan.
Menunggu sejelek-jeleknya yang ditunggu adalah ada harapan dari seorang pendosa dalam wujud siksa yang tak diharapkannya walau tidak terlinta dalam imajinasinya selain harapan-harapan positif saja, sementara masih hidup dalam keburukan dalam kesehariannya.
Kita terlalu menunggu hal buruk terjadi pada diri kita ketika harapan (cita) kita tidak sebanding dengan usaha gigih kita, hindarilah hal buruk terjadi pada diri kita dengan selalu berikhtiar positif saat ini dan detik juga, karena yakinlah harapan akan lahir dari segala positifnya laku kita di setiap saat.
Steve Jobs hidup dalam limpahan harta yang banyak, namun memberi pesan moral yang mengugah siapapun, bahwa harta tidak mampu mengantikan kesempatan hidup dan mendorong hidup bersyukur bersama keluarga karena tirai pentas kita masing-masing akan ditutup setelah performance hidup kita telah usai (berpulang).
Kekuatan nama seorang akan sirna jika nama tersebut terdengar di loud speaker musholla atau masjid di mana kita bertempat tinggal bahwa nama tersebut telah menyelesaikan kontrak kehidupannya di dunia ini. Â
Hikmah dari Ali banat
Ali Banat yang merupakan seorang Miliader yang berasal dari Sydney, Australia, untuk sandal jepitnya saja seharga 9 jutaan, sepatu senilai 17 jutaan, mobilnya senilai 9 miliar. Beliau  diagnosa oleh tim dokter bahwa beliau menderita penyakit kanker dan memiliki waktu sekitar 7 bulan untuk bertahan hidup.