Jika tahap"Courtship" dilewati, sang pendiri sudah ambil risiko sehingga si " bayi " telah lahir (bisnis mulai berproduksi). Tahap ini sebut saja "Infancy" (bayi).Â
Setiap keberhasilan penjualan membuat adrenalin naik, semua bergairah, kreatifitas sedang tinggi, semua sibuk dan lupa, tidak ada yang menangani administrasi. Sang pendiri bekerja 16 jam sehari, 24/7, tidak punya waktu mengurus diri sendiri. Mirip sebuah keluarga dengan kelahiran  " bayi " pertama. Â
Keputusan baru dibuat jika ada problem ala pemadam kebakaran, energi tinggi namun tidak konsisten. Tidak mau membuat SOP, karena sibuk mencari bentuk, proses bisa berubah setiap hari.Â
Sang pendiri ingin terlibat semuanya, apa saja , dimana saja. Sang pendiri lupa mengerjakan PRnya untuk melakukan "sales" sehingga pemasukan kurang, berakhir dengan "negative cashflow". Kematian si bayi bisa terjadi disini, "infant mortality".
Anggap sang pendiri berhasil mengerjakan PRnya dengan baik, pemasukan dari bagian pemasaran lancar. Perusahaan optimis, yakin, bangga dan mulai mengerjakan melebihi dari kemampuannya.Â
Istilah tahap ini, tahap "Go Go" mirip dengan masa ABG . Ditandai dengan pertumbuhan sales yang tinggi. Perusahaan ingin menangkap setiap peluang, sehingga kurang fokus. Karyawan ditambah namun kurang pelatihan, koordinasi jelek, terjadi kecerobohan dan penurunan kualitas.Â
Sang pendiri ingin mengontrol semuanya "one man show". Sang pendiri kurang menangani fungsi-fungsi organisasi karena terlalu fokus kepada perorangan. Sang pendiri tidak melakukan delegasi kewenangan, sehingga kewalahan berakibat terhadap penurunan pertumbuhan (sales menurun).Â
Semuanya mandeg di tangan sang pendiri, dia menjadi "bottle neck". Jika berlarut-larut, pertumbuhan turun, bahkan menjadi negatif cashflow dapat berujung kematian. Kematian di tahap " Go Go" ini , sering disebut sebagai " Founder's Trap (terjebak sendiri).
Menurut Richard Reis (2016) ada 7 penyebab Kematian Startup.