Mohon tunggu...
Arifin Indra Sulistyanto
Arifin Indra Sulistyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati * Narasumber * Konsultan * Advisor * Assessor * Ilustrator

Telah belajar dan mengalami, terus belajar untuk mengerti dan memberi, ijinkan hamba berbagi literasi , menanti hingga datangnya senja hari. Menulis ibarat melukis kata dengan kuas, media kertas bagai kanvas, fiksi adalah warna bebas. Hitam dan putih adalah fakta dengan batas tegas.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kematian Start Up

17 Juni 2022   10:22 Diperbarui: 19 Juni 2022   17:26 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  Kematian Start Up. Dok : Pribadi

Oleh Arifin Indra

Apa itu Perusahaan Startup ?

Adalah perusahaan yang baru saja didirikan dan berada  dalam fase pengembangan serta penelitian untuk menemukan pasar yang tepat (definisi  IndonesiaBaik.id).

Tidak semua perusahaan yang baru didirikan mendapat julukan Startup. Yang berhak disebut Startup adalah perusahaan rintisan yang menggunakan IT (teknologi informasi) dan yang  memanfaatkan aplikasi berbasis internet (Timedoor, 2021)

Sejak adanya Revolusi Industri 4.0, sebagian besar pendirian perusahaan startup didukung oleh platform digital sebagai sarana untuk memberi layanan produknya secara online sekaligus sebagai strategi bisnis untuk penetrasi pasar. Beberapa nama perusahaan startup baik di kawasan ASEAN maupun yang asli Indonesia yang sudah berkembang dan bahkan ada yang sudah merger agar naik kelas. 

Pandemi menjadi katalisator terhadap pertumbuhan Startup yang onboarding ke platform digital yang disediakan oleh 15 perusahaan Marketplace (per Juni 2022 sudah 19 juta UMKM). Namun juga tidak sedikit yang mengalami kematian, layu sebelum berkembang.

Apa saja nama tingkatan Startup ?

Cockroach, adalah tingkatan pertama dengan nilai valuasi sampai dengan USD 10 juta (sampai dengan Rp 148 M ).

Pony, adalah tingkatan kedua dengan nilai valuasi USD 10 sd 100 juta (Rp. 148 M sd Rp. 1,48 T ).

Centaurs, adalah tingkatan ketiga dengan nilai valuasi USD 100 juta sd USD 1 miliar ( Rp. 1,48 T sd Rp. 14,8 T ).

Di Indonesia kira-kira ada 27 Startup di kelas ini (misal : Akulaku, Kredivo, Blibli) sedangkan kalau di seluruh ASEAN akan mencapai 100 perusahaan.

Unicorn, adalah tingkatan keempat dengan nilai valuasi USD 1 sd 10 miliar ( Rp. 14,8 T sd Rp. 148 T ).

Di Indonesia, terdapat beberapa nama antara lain Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, OVO dan JD.id

Decacorn, adalah tingkatan kelima dengan nilai valuasi USD 10 sd 100 miliar ( Rp. 148 T sd Rp. 1480 T).

Di ASEAN terdapat nama-nama perusahaan yang masuk kelas ini antara lain Gojek dan Grab. Sedangkan di tingkat global antara lain  adalah Airbnb, Pinterest, Uber, Xiaomi, Snapchat, dan  SpaceX

Hectocorn, adalah tingkatan keenam dengan nilai valuasi diatas USD 100 miliar (diatas Rp. 1480 T).

Beberapa perusahaan global yang sudah mencapai antara lain Facebook, Apple, Microsoft, Google, Alipay dan ByteDance

Kematian Startup.

Menurut Alexandar Olic (2017),  kematian Startup bisa terjadi di setiap tahapan siklus kehidupan perusahaan.

Kita mulai di tahap "Courtship" (pacaran). Semua bisnis dimulai sebagai visi yang berasal dari ide seseorang. Bisa jadi merupakan perwujudan mimpi sang pendiri yang mencurahkan passionnya untuk mengukir ambisi demi masa depan. Sang pendiri menyampaikan idenya, menularkan antusiasme yang tinggi sehingga semuanya tampak potensial. Selalu ada yang mencela, " bagaimana jika ide tersebut tidak berhasil".

Kematian "prematur" bisa terjadi di tahap "courtship" ini, jika sang pendiri "omong doang" tidak pernah ambil risiko dan tidak mau mengeluarkan duit untuk mewujudkan ide-ide besarnya.

Jika tahap"Courtship" dilewati, sang pendiri sudah ambil risiko sehingga si " bayi " telah lahir (bisnis mulai berproduksi). Tahap ini sebut saja "Infancy" (bayi). 

Ilustrasi Kematian Dalam Siklus Perusahaan. Dok : Pribadi
Ilustrasi Kematian Dalam Siklus Perusahaan. Dok : Pribadi

Setiap keberhasilan penjualan membuat adrenalin naik, semua bergairah, kreatifitas sedang tinggi, semua sibuk dan lupa, tidak ada yang menangani administrasi. Sang pendiri bekerja 16 jam sehari, 24/7, tidak punya waktu mengurus diri sendiri. Mirip sebuah keluarga dengan kelahiran  " bayi " pertama.  

Keputusan baru dibuat jika ada problem ala pemadam kebakaran, energi tinggi namun tidak konsisten. Tidak mau membuat SOP, karena sibuk mencari bentuk, proses bisa berubah setiap hari. 

Sang pendiri ingin terlibat semuanya, apa saja , dimana saja. Sang pendiri lupa mengerjakan PRnya untuk melakukan "sales" sehingga pemasukan kurang, berakhir dengan "negative cashflow". Kematian si bayi bisa terjadi disini, "infant mortality".

Anggap sang pendiri berhasil mengerjakan PRnya dengan baik, pemasukan dari bagian pemasaran lancar. Perusahaan optimis, yakin, bangga dan mulai mengerjakan melebihi dari kemampuannya. 

Istilah tahap ini, tahap "Go Go" mirip dengan masa ABG . Ditandai dengan pertumbuhan sales yang tinggi. Perusahaan ingin menangkap setiap peluang, sehingga kurang fokus. Karyawan ditambah namun kurang pelatihan, koordinasi jelek, terjadi kecerobohan dan penurunan kualitas. 

Sang pendiri ingin mengontrol semuanya "one man show". Sang pendiri kurang menangani fungsi-fungsi organisasi karena terlalu fokus kepada perorangan. Sang pendiri tidak melakukan delegasi kewenangan, sehingga kewalahan berakibat terhadap penurunan pertumbuhan (sales menurun). 

Semuanya mandeg di tangan sang pendiri, dia menjadi "bottle neck". Jika berlarut-larut, pertumbuhan turun, bahkan menjadi negatif cashflow dapat berujung kematian. Kematian di tahap " Go Go" ini , sering disebut sebagai " Founder's Trap (terjebak sendiri).

Menurut Richard Reis (2016) ada 7 penyebab Kematian Startup.

Ilustrasi Penyebab Kematian . Dok : Pribadi
Ilustrasi Penyebab Kematian . Dok : Pribadi

1. Disebabkan oleh No Product atau No  Market Fit,  sebesar 28.2 persen. Adalah masalah klasik, kegagalan menjual produk yang disukai konsumen, perusahaan akhirnya mati sendiri.

2. Disebabkan oleh Wrong Founder(s), sebesar 27.6 persen. Sang pendiri adalah penyebab kematian perusahaan karena menyerah terlalu dini akibat penjualan tidak menutupi biaya-biaya. Atau sang pendiri tidak mampu mewujudkan visi misi diatas kertas yang terlalu muluk-muluk. Ada kalanya para pendiri ribut dan pecah kongsi.

3. Disebabkan oleh No Cash , sebesar 16.7 persen. Adalah akibat bakar duit terlalu banyak dan terlalu lama, sehingga hasil penjualan tidak dapat menutupi biaya operasional. Perusahaan mengalami bleeding berkepanjangan.

4 Disebabkan oleh Wrong Strategy sebesar 16.0 persen. Kesalahan strategi misal terlambat menggunakan aplikasi digital.

5. Disebabkan oleh Legal Issues sebesar 5.1 persen. Akibat tidak mendapat ijin operasional, sehingga bisnis dianggap illegal, atau digugat masalah hukum oleh perusahaan lain yang sengaja menghalangi bisnis.

6.  Disebabkan oleh Compettition sebesar 3.8 persen. Sebenarnya jarang mati akibat persaingan, kecuali dicaplok atau diajak merger oleh perusahaan yang jauh lebih besar di sektor yang sama.

7. Disebabkan oleh Poor Hiring sebesar 2.6 persen. Perekrutan yang salah sejak awal, sangat kritis memperkerjakan karyawan tanpa skill sehingga membahayakan operasional perusahaan dalam masa pendirian.

Sebagai pengamat, kita hanya dapat berempati kepada para karyawan yang terkena PHK. Dengan iringan doa semoga tabah untuk terus berusaha mencari tempat bekerja selanjutnya. Ternyata selain pandemi ada faktor eksternal lain yang menyebabkan kenaikan harga komoditas , kenaikan bahan baku, mengakibatkan kenaikan biaya produksi dan inflasi yang berdampaknya terhadap ketahanan perusahaan Startup.  Itulah seleksi alam, selalu ada perjuangan untuk melanjutkan kehidupan dan sebagian  lain Rest In Peace.

Sumber Referensi :

  • Blog IndonesiaBaik.id, 17 Juni 2022.
  • Blog Knowledge Business (Timedoor, July 5, 2021).
  • How Company Life and Die. (Alexandar Olic Growth . Mar 1, 2017).
  • 7 Most Common Causes of Startup Death You Probably Should Avoid (Richard Reis Mar 24, 2016).

@AIS, Tangsel 17 Juni 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun