***
" Selanjutnya kita masuk Situasi Ke-empat", investor ini sebut saja si "Risk Taker". Orang ini mempunyai pengetahuan tentang risiko, paham "time value of money", punya informasi, punya motif, mampu akses ke produk investasi lewat sekuritas."
" Mereka sangat tidak puas mendapatkan hasil pengembangan yang kecil, sehingga mencari produk investasi yang bersifat "high risk-high return". Demi mengejar return yang tinggi, mereka berani menanggung risiko yang juga tinggi. Ini sesuai dengan teori investasi, semakin tinggi risiko suatu produk, semakin tinggi hasil investasinya."
" Adapun jenis-jenis yang dipilih antara lain adalah saham, saham IPO, Promissory Notes, Obligasi dengan Kupon Tinggi, Hedge Fund, FOREX, Crypto Currency dan NFT. Karena emiten adalah swasta (bukan pemerintah), maka mengandung risiko gagal bayar (default) yang tinggi. Konsekuensinya NAB Nilai Aktiva Bersih dapat naik turun berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar. Namun jenis investasi ini memberikan hasil pengembangan yang relatif tinggi dibandingkan deposito, PUAB, obligasi pemerintah bahkan SBI."
" Di masyarakat, si "Risk Taker" ini kira-kira 30 orang setiap 100 orang." imbuh eyang Soemarto.
" Kalau Nanda tidak bertanya, eyang lanjutkan yaa."
***
" Kita bahas Situasi Ke-lima, si investor yang senang berspekulasi, disebut " Speculator Investor". Singkatnya mereka punya pengetahuan komplit tentang risiko, time value of money, punya data, punya motif yang kuat (melebihi risk taker) dan berani memilih perusahaan sasarannya."
" Contoh dari investasi ini adalah penempatan dana di perusahaan startup (belum go public) secara "equity financing" maupun secara "venture capital. Karena perusahaan belum berkembang, maka jenis investasi ini "high risk-low return", kemungkinan default tinggi dan keuntungan perusahaan belum tentu sanggup membayar divident. Bisa jadi mereka belum break event point atau malah masih minus. Namun karena sektornya sedang booming, sehingga kemungkinan punya peluang untuk berkembang."
" Si investor berharap dapat menikmati "hidden treasury" dalam bentuk capital gain yang akan dinikmati, kelak jika ketemu strategic investor, maupun ketika berhasil melakukan IPO (go public)."
" Kisah sukses beberapa perusahaan start up bidang IT di Silicon Valley, US (misal PIXAR) adalah hasil sentuhan investor jenis ini, kadang mereka disebut " Angel Investor. Kegagalan Angel Investor juga banyak. Investor jenis ini sangat sedikit, maksimal 9 orang dari 100 orang di masyarakat."