Oleh Arifin Indra
Sore itu pada tanggal 6 Juni 2022 ada running text di layar kaca televisi: ... Kemendikbudristek mengusulkan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia ke UNESCO. Mari kita dukung usulan tersebut, karena Jalur Rempah-Rempah adalah Khas Maluku pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.Â
Jika kita membahas perdagangan komoditi antar bangsa, kita akan bertemu dengan istilah "Silk Route" dan "Spice Route ".
Silk Route
Jalur Sutera, dalam textbook sering ditulis dengan istilah Silk Route atau Silk Road; merupakan jalur perdagangan kuno menghubungkan dua peradaban besar antara Cina dan Romawi (Cina dengan dunia barat).
Jalur Silk Route adalah jalur melalui daratan yang ditempuh sejauh ribuan kilometer melewati tengah-tengah Eurasia selama berabad-abad oleh para kabilah (rombongan karavan menggunakan hewan tunggangan kuda dan unta).Â
Pada jaman itu, para pedagang, misionaris, diplomat, pejuang dan pengembara saling bertukar barang , pengetahuan, obat-obatan dan agama. Kegiatan di sepanjang Jalur Sutera tersebut turut membentuk peradaban pada masanya.
Istilah Jalur Sutera dikenalkan oleh Ferdinand Freiherr di tahun 1877 (geografer orang Jerman) yang mempelajari perdagangan antara Dinasti Han (206 SM - 220 M) dengan Kekaisaran Romawi.
Para peneliti bersepakat, istilah Jalur Sutera tetap dipergunakan meskipun pada abad 17-18, perdagangan yang semula memakai karavan (jalan darat), sebagian besar telah dibawa oleh kapal-kapal layar dengan muatan yang besar melayari lautan luas.
Barang-barang yang diperdagangkan sepanjang Silk Route adalah sutera, kuda, kertas, rempah, batu jade, gelas, kulit-bulu binatang dan budak.
Spice Route