Mohon tunggu...
Arifin Biramasi
Arifin Biramasi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Sosial, Politik, Hukum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Happiness Capitalism vs Comunism (Membaca Ulangi Zizek)

1 Juli 2024   01:19 Diperbarui: 1 Juli 2024   01:31 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keterbukaan sikap Peterson dan iek dalam debat tersebut menjadi satu hal yang menarik. Identitas politik keduanya lebur ketika mereka sama-sama bicara soal kebahagiaan---harapan terbesar umat manusia. Ia menghabiskan sedikit waktu yang diberikan, ia akan mencoba se(ringkas mungkin) untuk mengemukakan beberapa catatan, kemudian poin akhirnya tentang mengapa pembatasan atas kapitalisme diperlukan. 

Pertama, tentang kebahagiaan. Yang menanyakan kepada Jordan Peterson bahwa,  apa ia bermimpi? Ia ingat beberapa tahun yang lalu ada laporan dari seluruh dunia, semacam investigasi di mana orang-orang dari berbagai negara diwawancarai, apakah mereka bahagia dengan hidup mereka. Yang mengejutkan, beberapa negara Skandinavia yang kita anggap sebagai surga sosial- demokrasi, berada di peringkat yang sangat rendah. Sementara Bangladesh, seingat saya mendekati urutan teratas. Kini ia tahu logika ini ada batasnya, ia tidak percaya (omong-kosong) bahwa, orang miskin bahagia dalam dunia mereka, dan sebagainya. Tetapi Apakah Peterson tahu argumennya di sini tidaklah ber- tentangan dengannya.

 

Agumen-nya di sini mem- permasalahkan lebih lanjut soal kebahagiaan. kapan-kah orang-dalam artian yang ganjil, dan menurutnya inilah kritik atas kategori kebahagiaan-bahagia? Dan sampai ke hasil yang mengejutkan. Untuk bahagia, pertama-tama ia tak punya, ia seharusnya tak punya demokrasi yang ber(lebih)an, lantaran ini membawa beban tanggung jawab.

Jadi kebahagiaan berarti ada entitas lain di luar sana yang bisa ia salahkan, seperti lelucon yang beredar di Cekoslowakia apabila cuaca buruk dan badai terjadi, "Ah, si komunis itu mengacaukannya lagi" dan inilah salah satu syarat ke(bahagia)an sebagaimana yang ia maksud Zizek.

Menurut ideologi komunis, sistem kapitalis menciptakan kesenjangan yang menghambat kebahagiaan sebagian besar masyarakat. Oleh karena itu, komunisme mengusulkan masyarakat tanpa kelas di mana sumber daya didistribusikan secara merata dan setiap orang bekerja demi kebaikan bersama.

Sementara Kaum kapitalis percaya bahwa, pasar bebas adalah cara terbaik untuk mencapai kebahagiaan terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Kapitalisme menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kebebasan individu. Dalam pandangan ini, kebahagiaan bersumber dari kebebasan mengejar kepentingan pribadi, penumpukan kekayaan, dan penciptaan peluang melalui usaha dan kerja keras. Kapitalisme mengajarkan bahwa kebahagiaan adalah hasil dari kemampuan individu untuk memilih dan mengendalikan nasibnya sendiri. Pasar bebas dianggap sebagai mekanisme paling efisien untuk mendistribusikan sumber daya dan menciptakan kelimpahan materi. Kesuksesan ekonomi dan kemampuan menikmati hasil kerja keras merupakan pilar utama kebahagiaan dalam masyarakat kapitalis.

Jadi menurut ideologi Kaum nasionalis berpendapat bahwa, kebahagiaan manusia terletak pada hak politik untuk menentukan nasibnya sendiri. Mereka percaya bahwa individu akan mencapai kebahagiaan tertinggi ketika menjadi bagian dari bangsa yang berdaulat dan memiliki identitas kolektif yang kuat.

Begitu pun Kaum komunis berpendapat bahwa, kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai melalui penghapusan kelas sosial dan kepemilikan pribadi, yang diciptakan melalui kediktatoran proletariat. 

Menurut ideologi komunis, sistem kapitalis menciptakan kesenjangan yang menghambat kebahagiaan sebagian besar masyarakat. Sementara ideologi kapitalis Kebahagiaan itu dicapai melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia tanpa eksploitasi. Bekerja bukan hanya sarana untuk memperoleh penghasilan, namun juga cara berkontribusi terhadap kesejahteraan kolektif. (Glen Christianov 10/06/2024).

Sekitar tiga ribu orang berada di Meridian Hall di Toronto untuk mengikuti debat dua tokoh besar di era media sosial, Jordan B. Peterson, seorang psikolog Kanada pengkritik Marxisme kultural, dan Slavoj iek, seorang Komunis dan Hegelian dari Slovenia. Topik debatnya adalah model politik-ekonomi mana yang memberikan peluang besar bagi kebahagiaan manusia: Kapitalisme atau Marxisme?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun