Aricle ini kiranya tiba pada point' of view, mengarah pada perspektif fundamental untuk menyikapi kekalahan karena sebuah kesalahan dalam dinamika politik pasca pemilu 2024.
Namun, artikel ini tentunya juga disajikan dalam bentuk unggahan, dan tidak menampilkan kecenderungan gugatan tertentu, dan inilah yang menjadi inti tulisan ini.
Meskipun istilah tersebut memang sulit untuk didefinisikan,"gugah'' mungkin memiliki arti objektif, bagi penulisan meminta seseorang melakukan sesuatu yang baik dan sertakan kebajikan.Â
Gugah dapat dibawakan tanpa akting apa pun. Artinya mengajak kita untuk berbuat baik. Akan tetapi satu hal yang pasti, banyak kebijaksanaan yang diperoleh dari hal ini. Itu adalah sebuah tindakan, meski orang yang melakukannya tidak bisa berkata banyak.Â
Terdapat fase aktif yang memasuki pusaran risiko. Memutuskan sikap terhadap tindakan adalah tahap keberanian. Langkah berani berikutnya adalah mengambil risiko. Oleh karena itu, sukses atau gagal, kaya atau miskin adalah soal hasil.
Â
Ketika orang yang tidak melakukan apa pun gagal, mereka akan bersyukur karena tidak mengambil risiko. Sebaliknya bagi mereka yang gagal, karena kegagalan bisa menjadi hal yang amat menyakitkan bahkan berakibat fatal.
 Mungkin bisa jatuh ke dalam spiral kemiskinan, di mana penderitaan dan risiko akan menghancurkan segalanya. Akan tetapi justru  itulah intinya, dan itulah tambahan atas sebuah cerita.Â
Hal ini pun harus dilihat sebagai serangkaian undang-undang, sebuah  tarik menarik yang jelas tidak bisa dihindari, dan bukannya bisa disangkal. Karena tidak menutup kemungkinan objek tersebut akan dimaknai berbeda tergantung apa yang dibicarakan dan siapa yang menyuarakan kritik tersebut.
 Definisi kritik.