Mohon tunggu...
Arifin Biramasi
Arifin Biramasi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Sosial, Politik, Hukum

Selanjutnya

Tutup

Financial

Otoritas Moneter: Berlomba Menjinakkan Inflasi

8 Mei 2024   06:32 Diperbarui: 8 Mei 2024   07:19 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu Indonesia yang perlu diwaspadai selanjutnya terkait dengan konflik di Timur Tengah adalah kemungkinan defisit neraca berjalan yang melebar, sebagai akibat dari surplus neraca perdagangan yang makin tipis Neraca perdagangan kita yang selalu surplus tapi angkanya semakin lama semakin kecil. 

Dengan melemahnya rupiah, ditambah dengan terganggunya jalur distribusi yang dekat dengan daerah Arab dan Iran, justru current account deficit kita bisa melebar, ini harus dijaga," ungkapnya.

Dengan tingginya laju inflasi di Amerika Serikat, pasar pun memprediksi The Fed belum akan menurunkan suku bunganya dan masih akan tetap mempertahankannya di rentang 5,25 hingga 5,5% setidaknya hingga September 2024. (News 18 April 2024).

Disaat  sama,sebagaimana yang diungkapkan oleh  penasehat IMF pada detikFinance (17/04/25) bahwa, IMF sudah harus mendesak negara-negara untuk mengatasi hal yang demikian. 

Dengan membangun kembali penyangga fiskal mereka, yang meskipun hal ini terkadang tidak menyenangkan secara politik dalam jangka pendek. Namun konsolidasi fiskal tidak pernah mudah, namun yang terbaik adalah tidak menunggu sampai pasar menentukan kondisinya. Karrna konsolidasi fiskal yang kredibel dapat membantu menurunkan biaya pendanaan, meningkatkan ruang fiskal dan stabilitas keuangan. Kuncinya adalah memulainya sejak dini, bertahap dan kredibel. 

Olehnya itu, sebagai untuk menyelamatkan rupiah agar tak terus melemah semakin dalam. Maka Pemerintah Indonesia sudah semestinya menjalankan sejumlah upaya, di antaranya dengan metode melakukan intervensi di pasar, agar fluktuasinya tidak terlalu tajam. Semoga. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun